Topeng Malang Tolak Punah, Seniman Gaungkan Melalui Film Dokumenter

- Redaksi

Minggu, 29 September 2024 - 16:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PENDOPOSATU.ID, KOTA MALANG – Topeng Malang yang berkembang di Malang Raya berangsur mulai dilupakan. Tak banyak sanggar maupun seniman yang menampilkan seni pertunjukan topeng lengkap dengan dalang, sinden dan propertinya.

Berkaca dari hal tersebut, seniman Malang membuat film dokumenter untuk menggambarkan tentang ragam gerak dalam seni Topeng Malang tersebut.

Yosoft sang produser menyampaikan bahwa melalui film dokumenter Topeng Malang Menolak Lupa secara visual dapat melukiskan bagaimana kesenian topeng itu bergerak. Baik melalui jejak-jejaknya dan jurus-jurusnya, bagaimana kesenian Topeng hadir, tumbuh, berkembang dan mulai dilupakan.

“Bahwa film yang kami putar ini adalah film pertama dari 3 film yang kami rencanakan. Dalam film perdana ini kami ingin memberikan gambaran jejak-jejak Tari Topeng di Malang yang saat ini perlahan sudah mulai redup,” ungkap Yosoft pada acara Jagongan Bareng serta pemutaran film Topeng Malang Menolak Punah di Rumah Budaya Ratna Jalan Diponegoro No 3 Kota Malang. Sabtu malam (28/9/2024).

Sutradara senior tersebut menyampaikan jika untuk film kedua bercerita tentang militansi seniman topeng bagaimana bisa hidup.

“Sedangkan untuk film ketiga kami akan mengangkat Relief Kunjarakarna di Candi Jago menjadi film layar lebar” ungkap Yosoft.

Hal senada, disampaikan Polenk selaku sutradara. Ia menuturkan bahwa pihaknya sengaja ingin menampilkan kesenian Topeng Malang yang mulai kembang kempis.

“Proses pembuatan film ini murni tanpa pembiayaan dari siapapun. Kami ingin mendokumentasikan kantong-kantong topeng yang sudah mulai sirna dan hilang. Di sini, saya dibantu Mas Yosoft ahlinya film dokumenter. Untuk proses pembuatan memakan waktu sekitar 4 bulan,” beber Polenk.

Baginya, dunia seni topeng adalah hal baru. Namun, karena keprihatinannya dan panggilan jiwa menolak punah Topeng Malangan. Ia rela walau harus terjun ke kantong-kantong topeng diantaranya Polowijen, Jabung, Tumpang, Glagahdowo Kranggan, Pijiombo sampai Jambu Wer.

Baca Juga :  Penuhi Undangan Tanding ke Jepang, Mushikawa Karate-Do Indonesia Siapkan Atlit Terbaiknya

Di tempat yang sama, pelaku seni dan budaya Nasai merasa bersyukur dipertemukan dengan Polenk dan Yosoft. Pasalnya apa yang diimpikannya dapat terwujud.

“Saya berterimakasih dipertemukan dengan Mas Poleng dan Mas Yosoft hingga berinisiatif untuk membuat film dokumenter ini dengan tujuan menolak punah. Budaya kita adalah benteng terakhir dari ketahanan bangsa karena adanya globalisasi,” jelas Nasai.

Kecintaannya pada seni budaya utamanya topeng membuat pria yang pernah menjadi jurnalis ini tidak segan mengajak teman sejawat untuk mempublikasikan tentang Topeng Malang. “Saya ingin menghidupkan Tari Topeng Malangan. Salah satunya saya gaungkan melalui narasi. Dengan adanya literasi tentang Topeng Malang, saya berharap ada regenerasi,” ujarnya.

Dirinya tak mengelak bukan  hanya Topeng Malang yang akan punah bila tidak ada regenerasi. “Dari kearifan lokal, ritus hingga pengetahuan tradisional dalam topeng seperti ragam gerak topeng, pakem cerita, wayang topeng serta ragam pernik rapek lantaran lama tidak digunakan. Penutur maupun ahlinya sudah banyak yang meninggal,” beber Nasai.

Diakuinya, semenjak pakem wayang topeng yang durasinya 7 jam diringkas menjadi 1 jam banyak yang dihilangkan atau tidak dipakai. “Akhirnya, generasi saat ini tidak mengetahui aslinya,” tegas Nasai.

Penulis : Yani

Editor : Dadang D

Berita Terkait

Hari PMI 2025: The Alana Hotel Malang Gelar Donor Darah, Jumlah Peserta Membludak
APBD Kota Malang Susut, DPRD Ingatkan Bahaya Ketergantungan pada Dana Transfer
DPRD Kota Malang Apresiasi Semangat Warga Kota Lama dalam Gelar Karnaval Budaya
Fokus Pendidikan dan Revitalisasi Pasar Besar, DPRD Kota Malang Bahas Perubahan APBD 2025
Piala Wali Kota Malang 2025: Equestrian Jadi Wajah Baru Sport Tourism dan Ekonomi Kreatif
PHRI Kota Malang Gelar Turnamen Futsal 2025, Disporapar Kota Malang: Lebih dari Sekadar Olahraga
Family Corner Masjid Jadi Pusat Ketahanan Keluarga, Malang Jadi Percontohan Nasional
Pemkot Malang Targetkan UCJ 2025, Lindungi 25 Ribu Pekerja Rentan Lewat BPJS Ketenagakerjaan

Berita Terkait

Jumat, 26 September 2025 - 06:36 WIB

Pemkab Malang Siapkan Rumah Sakit Baru di Malang Selatan, Dukung Program Nasional Presiden Prabowo

Kamis, 25 September 2025 - 16:23 WIB

Sekda Kabupaten Malang Budiar Anwar: Kami Siap Kawal Program RPJMD Hingga 2029

Rabu, 24 September 2025 - 19:56 WIB

Bupati Malang Pastikan Besok Pelantikan Sekda dan Kadinkes Baru 

Minggu, 21 September 2025 - 11:16 WIB

Dihadiri Kapolda Jatim, Kabupaten Malang Luncurkan Logo Hari Jadi ke-1265 dan Resmikan Malang Tourism Gateway

Senin, 15 September 2025 - 18:35 WIB

Pemkab Malang Luncurkan Wisata Off-Road Mulai 20 September, Dorong UMKM dan Komunitas Petualangan

Kamis, 11 September 2025 - 14:02 WIB

DPRD Malang Realisasikan Pokir Pelebaran Jalan, Aspirasi Warga Dapil VII Terwujud

Kamis, 11 September 2025 - 10:46 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani di Tumpang Malang Menjerit: Obat Mahal, Cabe Murah

Rabu, 10 September 2025 - 12:43 WIB

Panen Raya Ikan Nila di Mulyoarjo: Sanusi Tegaskan Dukungan untuk Ekonomi Desa dan Pencegahan Stunting

Berita Terbaru

ket foto. Bupati Malang H.M Sanusi saat memberikan keterangan pada awak media perihal pelantikan Sekretaris Daerah dan Kepala Dinas Kesehatan Yang baru

Kabupaten Malang

Bupati Malang Pastikan Besok Pelantikan Sekda dan Kadinkes Baru 

Rabu, 24 Sep 2025 - 19:56 WIB