PENDOPOSATU.ID, MALANG – Pemerintah Kota Malang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar pelatihan dan sosialisasi mitigasi bencana dalam rangka Musrenbang Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Klojen dengan mengangkat tema “Kearifan Lokal Budaya Indonesia dalam Mitigasi Bencana Perkotaan”. Kegiatan ini berlangsung di The Aliante Hotel & Convention Center, Jalan Aries Munandar No.41-45, Kiduldalem, Selasa (19/8/2025).
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, hadir sekaligus memberikan sambutan dan menjadi keynote speaker. Dalam arahannya, Wahyu menegaskan bahwa upaya pencegahan bencana, khususnya banjir, tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah semata, melainkan juga harus melibatkan peran aktif masyarakat.
“Saya tidak segan-segan mengingatkan warga untuk rutin kerja bakti dan menjaga saluran drainase. Kalau hanya pemerintah yang bergerak, hasilnya tidak akan optimal. Alhamdulillah, setelah kami tekankan, masyarakat mulai sadar bahwa mengurangi risiko banjir itu juga tanggung jawab bersama,” ujar Wahyu.
Lebih lanjut, Wahyu mengungkapkan bahwa potensi banjir kiriman dari daerah sekitar juga menjadi tantangan. Karena itu, koordinasi lintas daerah di Malang Raya perlu ditingkatkan.
“Kami sudah sampaikan ke Kementerian ATR dan Ibu Gubernur, bahwa solusi banjir di Malang Raya harus dikerjakan bersama Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Harapannya bisa masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN),” jelasnya.
Selain banjir, Wahyu menekankan pentingnya melibatkan kelompok difabel dalam mitigasi bencana. Menurutnya, kelompok ini harus diberi pelatihan sejak dini agar mampu memahami langkah-langkah penyelamatan diri.
“Mereka juga kami libatkan, bahkan ada gladi lapang supaya bisa langsung praktik. Karena saat bencana terjadi, mereka butuh pendampingan khusus,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno, menjelaskan bahwa pelatihan kali ini difokuskan pada peningkatan keterlibatan masyarakat secara aktif, mulai dari pelaporan titik rawan bencana hingga kesiapan menghadapi situasi darurat.
“Peserta kami libatkan dari kelurahan-kelurahan, masing-masing 5–10 orang, termasuk komunitas disabilitas. Ke depan, kami targetkan 1.800 orang terlatih. Simulasi juga akan dilakukan langsung di lokasi rawan bencana agar sesuai dengan kondisi nyata,” ungkap Prayitno.
BPBD Kota Malang juga telah menyiapkan peta risiko bencana (KRB) yang bisa diakses masyarakat sebagai panduan dalam mengenali titik rawan bencana di wilayah masing-masing.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam memperkuat kesiapsiagaan masyarakat, sekaligus mendorong kolaborasi lintas daerah di Malang Raya untuk menghadapi potensi bencana perkotaan.
Penulis : Yoen
Editor : Gus