PENDOPOSATU.ID, Kota Malang – Di debat perdana Pilwali Kota Malang 2024, Paslon nomor urut 3, Abah Anton-Dimyati (ABADI) menyampaikan bahwa demokrasi harus bisa memberikan pembelajaran politik yang santun, karena Kota Malang ini adalah Kota pendidikan.
“Jangan kita memberikan demokrasi politik yang merusak citra Kota Malang. Harusnya kita melakukan bagaimana mengambil hati masyarakat, tapi saat ini sudah dicederai dengan hal-hal yang tidak mendidik masyarakat” kata Abah Anton saat jumpa pers usai debat publik yang digelar di Grand Mercure Hotel, Sabtu (26/10/2024) malam
Namun Abah Anton-Dimyati saya yakin dan percaya, rakyat sudah tahu siapa pilihannya, dan siapa yang memang betul-betul bisa memberikan yang terbaik khususnya untuk Kota Malang.
Menurut Abah Anton yang didampingi Dimyati bersama ketua partai pengusung, bahwa etika berpolitik yang santun itu ketika terjun dalam kontestasi politik tidak mendiskreditkan atau menjelekkan lawan politik dengan membunuh karakter lewat black campaign
“Demokrasi yang santun dan bermartabat menunjukkan kualitas berpolitik yang saling menghargai, bukan mencapai kemenangan dengan ambisi menhalalkan segala cara,” ujar Abah Anton.
“Termasuk demokrasi ala sembako yang hanya bersifat ekonomi jangka pendek untuk masyarakat” tambah Abah Anton
Budaya politik inilah yang kurang baik, dan justru merusak citra budaya masyarakat Kota Malang, karena hanya fokus ke perut bukan meningkatkan kecerdasan daya berpikir masyarakat.
Di debat publik tersebut, paslon ABADI juga menyampaikan fakta dan contoh-contoh konkrit program pembangunan dimasa saat menjabat Walikota Malang periode 2013-2018.
Seperti program penghijauan kota maupun kampung-kampung tematik yang mampu menjadi ikon wisata ditingkat nasional maupun internasional.
Selain itu beberapa program pembangunan lainnya yang menggunakan anggaran non APBD, tetapi lebih optimalisasi CSR.
Hal yang sama saat sesi Sam HC meminta penjelasan ke paslon 1 WALI terkait visi misi tentang budaya dan bagaimana dalam menjaga budaya.
Paslon 1 Wahyu Hidayat pun menjawab bahwa terkait dengan budaya, WALI mempunyai visi misi Mbois Berkelas, yang akan memperkuat dan memperlihatkan budaya malangan.
Tanggapan Sam HC, bahwa tidak menyalahkan paslon 1 WALI, karena tidak pernah menyalahkan oang yang tidak tahu dan tidak mengerti apa itu budaya.
“Lek wonge ngerti tak salahne (kalau orangnya ngerti tak salahkan). Jadi kebudayaan itu hanya kesepakatan sekelompok masyarakat di daerah tertentu yang akhirnya melahirkan produk budaya.
“Ono karakter (ada karakter) tidak terilhat. karakternya arek malang itu kreatif, dinamis dan sebagainya, itu nanti tercermin dalam pemerintahan. siapa Walikotanya. Hari ini Malang tidak jauh beda dengan kota lain yang merusak karakternya arek malang” ujarnya
“Kebudayaan juga menghasilkan nilai, mengasilkan adab, menghasilkan tatanan sosial, menghasilkan makanan namanya rawon. Tapi hari ini budaya dirusak oleh politisi yang membagi sembako. Ini merusak budaya Malang” pungkas Sam HC yang disambut tepuk tangan dari pendukung paslon 1 dan paslon 3.
Penulis : Dudung