PENDOPOSATU.ID, KOTA MALANG – Pamflet Uklam Tahes, Mbois Ilakes Bareng Pj. Walikota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, M.M yang rencananya akan digelar pada Minggu, 07 Juli 2024 di halaman Balaikota Malang Jl. Tugu No.1 Malang menjadi buah bibir di WAG karena dinilai beberapa pihak menjadi ajang kampanye terselubung jelang Pilkada 2024 mendatang. Selasa (02/07/2024).
Wahyu Hidayat sendiri dikabarkan berencana untuk maju dalam kontestasi Pilkada kota Malang dan menjadi bakal calon N1 hal tersebut semakin dikuatkan dengan maraknya banner Wahyu Hidayat di banyak sudut publik yang mudah ditemukan.
Edaran Uklam Tahes, Mbois Ilakes Bareng Pj. Walikota Malang menjadi perbincangan panas di WAG Pengaduan terkait statusnya sebagai Wahyu Hidayat sebagai penjabat Walikota.
Fajar SH Inisiator Kamisan Dialogika mengkritisi bahwa apa yang dilakukan Wahyu Hidayat yang notabene Pj walikota Malang kurang etis karena pencantuman simbol pemerintah dan jabatan publik dalam edaran tersebut bisa dianggap merupakan produk kampanye.
Kritik pedas Fajar ditanggapi salah satu peserta WAG Pengaduan
“@dion: Hhhhh namanya juga pejabat pemerintahan , apa gak boleh,” ucapnya.
Fajar menganggap dan berpendapat bahwa Kampanye tanggungan pribadi bukan negara.
“Kalau mau _clear_, hapus logo ‘Pak Mbois’.” tandanya.
Komentar juga datang dari Suryo Widodo dengan argumentasi jika
Sebetulnya kayak di Surabaya, pak eri dan wakilnya juga memasang baliho juga.
“Boleh nggak ada yg larang. Asal nggak pakai apbd. dan nggak ada no nya kayake aturane gitu,” jelas Suryo.
Menanggapi argumen Suryo, fajar menjawab jika sebaiknya Fokus saja, ini masalah pamflet Pj. bukan yang lain, fajar juga mempertanyakan.
“Pencantuman Logo pemerintah itu berarti dibiayai oleh…..,” tanya fajar.
Tak berhenti disitu Arif Wahyudi anggota DPRD kota Malang pun turut menimpali bahwa hal tersebut terkait masalah kepatutan dan kewajaran.
“Ngono yo ngono, tapi ojok ngono,” ucapnya yang ditimpali pernyataan setuju oleh anggota WAG lain.
“Ngono yo ngono, ning ojo Semono 🤣” lanjut fajar tertawa.
Percakapan WAG berlanjut makin hangat membahas pamflet Pj Walikota berbau kampanye terlebih saat anggota WAG yg lain mengirimkan pamflet agenda pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim (IVA) dan Kanker payudara (Sadanis) yang dihadiri Dra. Hj. Hanik Andriani Wahyu Hidayat Pj. Ketua TP PKK Kota Malang.
Arif Wahyudi menanggapi pamflet tersebut dengan mengatakan. “Gak ada Bu mbois nya….apik,” komen Arif.
Suryo kembali menimpali, “Lek wayah pilpres pileg pilkada. Sumuk hawane,” tulisnya.
Arif berujar “Kebelet kampanye 🤣”.
“Kayak yg di kedung kandang kemarin yg pasang baliho Saya tidak nyalon kemarin siapa,” tanya Suryo.
“Tunjuk hidung. Sebutkan namanya. Obrolan hangat semacam ini adalah kemewahan kita sebagai warga negara, jangan takut dibayang-bayangi delik,” lanjut Fajar.
Obrolan makin hangat saat Ditimpali Bambang GW dengan mengatakan Delik apa kalai kita bicara fakta misalnya kalau sadar masih sebagai ASN dan berniat terjun ke politik secara etika sebaiknya mundur dari ASN dulu.
“Lek carane ngene yo ora fair msh memegang jabatan publik iso sembarang kalir dg fasilitasnya lalu publik wis dikondisikan bakal maju pilkada yo iki politik aji mumpung diii,” kritiknya pedas.
Bambang mengkritisi jika hanya aturan sebagai ukuran dan hak ya sudah tidak perlu dibicarakan lagi
“Tapi bicara etika politik mbok yo sing iso memberi keteladan berpolitik yg cerdas dan berintegritas, Lek duwe niat nyalon mbok yo saat sik dadi kepala dinas biyen mengundurkan diri lalu menyatakan niat maju pd publik,Mosok arek mlg wis kehilangan daya kritis kabeh” tegas Charaka.
Arif Wahyudi pun kembali berkomentar, seperti membuat Banner dipasang banyak diberbagai tempat, sebagai pejabat negara secara kepatutan tidak dibenarkan juga.
“Apapun alasannya apa lagi alasan sosialisasi dan penguatan tagline HUT Kota Malang yang kadaluarsa , Jan gak mbois blas,” tegas arif.
Bambang berargumen jika seperti ini apa bukan bagian dari mobilisasi massa dengan menumpang agenda pemerintah jika benar suaminya mau maju pilkada.
“Ayas salut klu memang sam wahyu tdk ada niat maju pilkada ayas akan apresiatif pol ttg peran dan posisinya, tp lek duwe niat maju dg cara cara yg tdk mencerdaskan publik ayas sikapi dg sangat kritis, Ngisin ngisini arek malang klu benar benar cara cara itu dilakukan… Gak mbois blas tp mbelgendhes,” kata Bambang GW.
“Iki kan katagori banner pribadi krn tdk ada logo e kota malang tapi yo ora ono oret oretan e tekan satpol pp dan dinas perijinan, Ayo wani a nggawe aksi dicabuti banner e ae lek pancen duwe karep maju jelas iku salah dan tak beretika kok,” lanjutnya.
“Ayo lek wani sesuk kumpul jam sepuluhan di jembatan tunggul wulung wis … Sikap politik lek cuma mandek di ocehan di grup wa ae gawe opo gak kiro direken,” pungkasnya.
Sebelumnya komentar miring datang dari beberapa pihak karena narasinya mengkaitkan Wahyu Hidayat Pj.Walikota Malang yang terkesan ambivalen. Seolah sudah menjadi Walikota difinitif, mudah-mudahan yang dipakai adalah anggaran pribadi, jangan lagi ada pembodohan untuk masyarakat tutur Lookh Mahfudz anggota DPRD kota Malang kepada awak media (01/07).
Penulis : Redaksi
Sumber Berita : Redaksi