Usai Debat Perdana Pilbup Malang 2024, Pengamat Asep Suriaman Berikan Catatan Hitam Kepada HM. Sanusi

- Redaksi

Minggu, 27 Oktober 2024 - 10:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto : Asep Suriaman, S. Psi, Direktur Eksekutif Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (Pusdek).

Foto : Asep Suriaman, S. Psi, Direktur Eksekutif Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (Pusdek).

PENDOPOSATU.ID, Kabupaten Malang– Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Malang di Pilkada 2024 telah menyampaikan visi misi dalam Debat pertama yang berlangsung pada, Jumat (25/10/2024) malam.

Sejumlah catatan penting diberikan oleh pengamat politik Kabupaten Malang usai debat pertama tersebut. salah satunya disampaikan Asep Suriaman, S. Psi, Direktur Eksekutif Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (Pusdek).

“Calon Bupati nomer urut 1, HM Sanusi semestinya ingat bahwa ada banyak masalah di Kabupaten Malang selama ia menjabat sangat menyita perhatian dan merugikan masyarakat” katanya

Menurut Asep, sengkarut UHC di Kabupaten Malang, hingga iuran jumbo PBID, ini sangat membebani APBD. Dalam program UHC, kalau memang tidak mampu, jangan mengklaim siap mengcover, seharusnya dipastikan dulu kesanggupan keuangannya.

“Jangan hanya mengejar penghargaan UHC tapi tidak mempertimbangkan aspek lainnya, akhirnya hutang juga ke BPJS. Ketika dapat penghargaan diakui, ketika ada kesalahan dicarikan kambing hitam, hingga akhirnya muncul pemberhentian dokter Wijanto selaku Kepala Dinas Kesehatan terhitung 1 Agustus 2023,” jelas Asep, Sabtu (26/10/2024).

Asep pun kembali mengingatkan pada waktu itu, bahwa Pemkab Malang melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Malang meminta penonaktifan semua kepesertaan PBID di BPJS Kesehatan dengan alasan akan dilakukan perbaikan data peserta sekaligus rekonsiliasi atas besaran jumlah pembiayaan yang dibebankan BPJS Kesehatan kepada Pemkab Malang.

“Keluhan masyarakat muncul pasca penonaktifan kepesertaan PBID BPJS Kesehatan ini, terlebih mereka yang tengah mengalami sakit dan menjalani pengobatan. Kartu BPJS Kesehatan tidak bisa digunakan sama sekali,” ungkapnya.

Di sisi kesehatan, Pusdek melihat dan menganalisa dengan adanya UHC kemarin, yang memberi dampak kurang baik di Kabupaten Malang. Hal itu dikarenakan persiapan, perencanaan dan anggaran yang tidak optimal, sehingga berdampak pada permasalahan kesehatan di Kabupaten Malang.

Baca Juga :  Cegah Aksi Kejahatan, Kapolsek Tumpang Dorong Masyarakat Galakkan Siskamling

“Sehingga untuk mengakses fasilitas kesehatan, rakyat menjadi kesulitan pasca dinonaktifkan iuaran PBID ke BPJS,” ucap Asep.

Sementara soal di sektor pendidikan yang disampaikan oleh Sanusi dalam debat pertama, Asep menyampaikan pandangannya bahwa saat ini masih banyak pungutan di sekolah negeri. Pungutan yang dibalut dan dibungkus uang infaq, iuran komite yang nominalnya banyak dikeluhkan oleh banyak wali murid.

“Kabupaten Malang belum benar-benar gratis sekolah. Dan saat ini masih banyak guru honorer yang mengabdi puluhan tahun dengan gaji kisaran 300 sampai 700 ribu sebulan, pertanda guru honorer belum makmur sejahtera, belum lagi gedung-gedung sekolah negeri ada yang mau roboh nunggu perbaikan,” bebernya.

Lebih jauh Asep bilang, angka anak putus sekolah di Kabupaten Malang masih tinggi. Hal ini harusnya mendapatkan atensi dan perhatian khusus dari pemerintah daerah.

Tidak kalah penting lagi adalah bidang infrastruktur, catatan Asep, pemertaan infrastruktur belum begitu dirasakan secara merata oleh masyarakat Kabupaten Malang. Hal itupun sudah menjadi rahasia umum.

“Hingga saat ini masih ada saja jalanan yang berlubang, dan lagi penerangan jalan juga masih kurang di beberapa tempat. Soal penerangan jalan, jalan-jalan rusak ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat Kabupaten Malang,” tutur Asep.

Aktivis pendidikan di Kabupaten Malang ini juga menyampaikan, mayoritas yang menjadi keluhan masyarakat Kabupaten Malang, terkait pembangunan dan perbaikan infrastruktur menuju lokasi wisata yang dianggap masih jauh dari kata layak, khususnya safety bagi pengemudi roda dua dan roda empat.

Penulis : Dudung

Berita Terkait

Edarkan 13,8 Gram Sabu, Warga Sumbermanjing Wetan Ditangkap Polisi di Tengah Aksi
Pemkab Malang dan SOKSI Sepakat Kawal Kesejahteraan Buruh
Operasi Gabungan Bongkar Arena Sabung Ayam Ilegal di Blandit, Singosari
95 Persen Guru Honorer di Lawang Sudah ASN, Sisanya Menanti Dapodik dan PPG
Mahasiswa UB Dorong Kemandirian Warga Mulyoagung Kelola Sampah Lewat Biopori
Qintharra Yassifa Resmi Pimpin HIPMI Kabupaten Malang, Bupati Sanusi Dorong Penguatan Ekonomi Daerah
Ratusan Warga Padati Sitirejo Cup 4: Turnamen Voli Jadi Ajang Hiburan dan Dongkrak Ekonomi Desa
Hindari Kecelakaan Kelistrikan, PLN UP3 Malang Lakukan Internalisasi Program K3L Serentak di Seluruh ULP

Berita Terkait

Selasa, 5 Agustus 2025 - 22:48 WIB

Pemkot Batu Genjot Kinerja OPD Lewat Forum Evaluasi Strategis 2025

Minggu, 3 Agustus 2025 - 11:08 WIB

Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Dianugerahi Penghargaan Tokoh Inspiratif oleh IJTI Malang Raya

Minggu, 3 Agustus 2025 - 08:34 WIB

Gapoktan Mitra Sejati Resmi Jadi Pemasok Tetap PELNI, Dapat Dukungan TJSL dan LPPM UB

Jumat, 1 Agustus 2025 - 20:59 WIB

Kota Batu Jadi Tuan Rumah TPO Regional Meeting 2025

Rabu, 4 Juni 2025 - 17:10 WIB

Tersangka Pencabulan di Batu Bebas Berkeliaran, Komnas PA Jatim Surati Kapolri Untuk Turun Tangan

Senin, 10 Maret 2025 - 11:23 WIB

Resmi Terbentuk, Pengurus SMSI Malang Raya Berencana Audensi Bersama Forkopimda Angkat Isu Terkini

Jumat, 7 Maret 2025 - 19:20 WIB

Safari Ramadan di Kelurahan Sisir, Wakil Wali Kota Batu Sampaikan Program 1.000 Sarjana Siap Direalisasikan

Kamis, 6 Maret 2025 - 11:41 WIB

Polres Batu Intensifkan Patroli Sahur Untuk Antisipasi 3 Cepu dan Balap Liar

Berita Terbaru

Kota Malang

Amandemen PKS Tuntas, Wali Kota Malang Resmikan WTP SPAM Bango

Selasa, 5 Agu 2025 - 22:40 WIB