PENDOPOSATU.ID, SURABAYA –
Di tengah bulan Ramadan yang penuh berkah, Komisi Informasi (KI) Jawa Timur menggelar acara unik dan seru: “Halte Ramadan” pada Kamis (20/03/2025) kemarin. Bukan sekadar diskusi soal keterbukaan informasi, tapi juga nobar timnas Indonesia dan buka bersama yang penuh keakraban.
Halte Ramadan yang merupakan forum mingguan dihadiri sejumlah tokoh penting seperti Ketua Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ahmad Nawardi serta Anggota Komisi A (Hukum dan Pemerintahan) DPRD Provinsi Jawa Timur Sumardi.
Halte Ramadan yang berlangsung seru, mereka tak hanya berbicara soal isu keterbukaan informasi di Jawa Timur, tapi juga dibarengi dengan nonton bareng (nobar) lanjutan pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara timnas Indonesia vs Australia dan dilanjutkan buka bersama (bukber).
Ketua KI Provinsi Jatim Edi Purwanto mengatakan, pihaknya berterima kasih atas kehadiran anggota DPRD Jatim dan DPD RI asal Jatim sebab di sela-sela kesibukannya, masih meluangkan waktu untuk hadir di Halte Ramadan KI Jatim
Menurutnya Halte Ramadan yang meski dikemas sederhana, namun kegiatan semacam ini merupakan bagian dari kerja-kerja kolaboratif untuk bersama-sama terus mengkampanyekan open government melalui keterbukaan informasi publik khususnya Jawa Timur.
‘’KI Jatim tentunya butuh dukungan, butuh sinergi dan kolaborasi dengan segenap stakeholder, terutama Komisi A DPRD Jatim, dan lembaga-lembaga mitra lainnya, untuk terus mengedukasi masyarakat maupun badan-badan publik,” tutur Edi
“Ke depannya, masih banyak hal yang perlu kita kolaborasikan sehingga ada percepatan terwujudnya literasi keterbukaan informasi,’’ ujar pria yang akrab disapa Cak Mardi tersebut.
Cak Mardi yang juga merupakan anggota Komisi A DPRD Jatim, dalam kesempatan tersebut juga memberikan apresiasi terhadap upaya-upaya KI Jatim untuk terus mensosialisasikan literasi dan keterbukaan informasi publik.
Selain itu agar keberadaan Komisi Informasi serta tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 makin dikenal luas dan memberikan manfaat lebih besar, maka butuh kerja lebih sistematis dan masif lagi untuk melakukab sosialisasi-sosialiasi keluar.
‘’Dengan tangan terbuka, saya siap untuk bersama-sama KI turun ke bawah, bukan hanya ke kabupaten/kota, bahkan sampai ke desa-desa,” ungkapnya
“Dengan demikian, masyarakat Jatim dapat terliterasi dengan baik soal keterbukaan informasi, apalagi sekarang zamannya digitalisasi,’’ kata wakil rakyat asal Golkar dari Dapil Jombang dan Mojokerto itu.
Sementara itu, Ketua Komite IV (Bidang Keuangan) DPD RI Ahmad Nawardi mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi atas kinerja KI Jatim selama ini, terlebih, dalam setahun terakhir.
Ahmad Nawardi menilai banyak capaian positif yang membawa nama baik Jatim dibandingkan provinsi lain. Terutama dalam isu-isu bagaimana mendorong pemerintahan dapat berjalan transparan, akuntabel, dan partsipatif melalui keterbukaan informasi.
‘’Kami sudah mendapatkan informasi, termasuk dari media-media bahwa Indeks Keterbukaan Informasi Publik Jatim pada 2024 lalu melesat di peringkat kedua nasional,” ungkapnya.
Mantan anggota DPRD Jatim asal PKB itu juga mengatakan dengan pencaian KI Jatim, makin banyak badan publik seperti pemkab/pemkot yang kini berstatus informatif. Selain itu capaian penyelesaian sengketa informasi juga melesat.
Sebagai Senator asal Jatim, pihaknya berharap capaian-capaian positif itu ke depan mesti terus dipertahankan demi ikut membawa nama baik Jatim. Bahkan, terus ditingkatkan.
Namun, untuk mencapai kerja optimal tentu butuh support dari pemerintah daerah, terutama dalam hal kecukupan anggaran. Apalagi jumlah badan publik di Jatim yang mesti di-cover, paling banyak di Indonesia. Jumlah desa se-Jatim, misalnya, ada sekitar 8.000 desa.
“Nah, tentu hal itu harus dapat dukungan atau berbanding lurus dengan sarana-prasarana pendukung KI Jatim. Insya Allah, nanti kami akan menyampaikan ke Gubernur dan Wagub Jatim, Saya meyakini untuk Jatim makin maju dan berprestasi, beliau akan makin memberikan support,’’ pungkasnya.
Penulis : Ash
Editor : Gus