Malang, pendopostu.id – Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, Ir. Avicenna M. Saniputera, M.T., M.H., menyambut baik kunjungan Menteri PPN/Bappenas RI di Kebun Kopi Benjor Pin Camping Ground, Desa Benjor, Kecamatan Tumpang.
Avicenna mengatakan, kehadiran Menteri PPN/Bappenas memberikan semangat baru bagi para petani kopi di Kabupaten Malang, khususnya yang berada di wilayah Tumpang.
“Kami sangat senang dengan kehadiran Pak Menteri. Nantinya, ini akan membawa manfaat dan semangat bagi masyarakat Kabupaten Malang, khususnya petani kopi di sekitar Desa Benjor,” ujarnya, Sabtu (25/10/2025).
Menurutnya, konsep kolaborasi antara sektor pertanian dan pariwisata yang dikenal dengan agrowisata sangat sejalan dengan visi Malang Makmur. Kabupaten Malang, kata dia, memiliki potensi besar dalam pengembangan agrowisata berbasis kopi, hortikultura, dan perkebunan lainnya.
“Konsep agrowisata ini sangat selaras dengan visi misi Malang Makmur. Kabupaten Malang sangat kaya akan potensi agrowisata, dan kami ingin ini menjadi contoh pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal,” terang Avicenna.
Ia juga menyampaikan pesan dari Menteri PPN/Bappenas agar pengembangan agrowisata dilakukan secara berkelanjutan, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
“Bapak Menteri berpesan agar aspek lingkungan hidup harus tetap dijaga. Jadi, pengembangan agrowisata ini tidak hanya soal ekonomi, tapi juga keberlanjutan alam,” tambahnya.
Avicenna mengapresiasi adanya dukungan pemerintah pusat maupun provinsi terhadap para petani kopi di Malang. Ia menyebut, selain ada peluang hibah luar negeri untuk petani, juga telah digulirkan bantuan bibit kopi Arabika untuk lahan 10 hektare dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada Kelompok Tani Sekar Tani 1 Desa Benjor, disertai pelatihan Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Sementara itu, Babinsa Koramil Tumpang, Serma TNI, Heri Purnomo, menjelaskan bahwa kegiatan penanaman kopi di kawasan Benjor juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam.
“Tujuan utama kami menanam kopi di sini, selain ada pohon pinus, adalah untuk menahan air saat musim hujan agar tanah tidak longsor,” jelasnya.
Serma Heri menambahkan, tanaman kopi memiliki daya tahan panjang dan bisa menjadi bagian dari program penghijauan.
“Menanam kopi ini bisa bertahan hingga 50 tahun sebelum dilakukan penanaman kembali, jadi sekaligus sebagai bentuk reboisasi,” katanya.
Untuk hasil panen, Heri menyebutkan bahwa kopi Arabika di wilayah Benjor menghasilkan sekitar 1,5 ton per hektare sekali panen, sedangkan kopi Robusta bisa mencapai 3 ton per hektare.
“Kami ingin memberikan contoh kepada masyarakat agar memanfaatkan lahan kosong yang tidak terawat supaya bisa produktif dan bermanfaat,” pungkasnya.
Penulis : nes










