Oleh : Junifer Felix Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang
PENDOPOSATU.ID, Kota Malang – Red Valley berhasil mencuri perhatian penonton dengan penampilan perdana mereka di panggung Festival Mbois IX (FMIX) pada hari kedua, 9 November 2024.
Band asal Malang yang beranggotakan Gaguk Ponco Setio Utomo (gitaris, dikenal juga sebagai Ega), Dadik Wahyu Chang (bassist, sering dipanggil Odiet atau Om Odiet), Airen Fahrel Dimarzio (drummer), dan Wara Valerie (vokalis, dikenal sebagai Wara Valey) ini tampil memukau di Gedung MCC (Malang Creative Center), menampilkan kombinasi elemen musik rock dan pop yang energik dan emosional.
Penampilan mereka menjadi salah satu yang paling dinantikan di acara Festival Mbois IX. Dengan semangat yang menular, Red Valley membuktikan bahwa mereka siap untuk memulai perjalanan musikal yang mengesankan di panggung yang bersejarah ini.
Lagu Marah, yang merupakan single pertama mereka, menjadi salah satu highlight dari penampilan malam itu.
Sejak penampilan mereka dimulai, suasana di bawah panggung dipenuhi oleh penonton yang bersemangat. Antusias penonton sangat luar biasa, dengan banyak dari mereka berdiri di bawah panggung demi merasakan atmosfer penampilan Red Valley lebih dekat.
Energi dari penonton tampak seperti memberikan semangat tambahan bagi band yang sedang tampil, menciptakan suasana yang dinamis dan bersemangat sepanjang pertunjukan.
Setiap lagu yang dibawakan, seperti Marah, Mimpi, Million, dan Merah, sukses membangun koneksi emosional dengan audiens. Mereka terlihat larut dalam setiap nada, menciptakan pengalaman musikal yang mendalam dan berkesan.
Genre Red Valley dapat dikategorikan sebagai psychedelic blues rock, perpaduan menarik dari heavy metal, rock, punk, dan pop.
Musik mereka memiliki karakteristik yang kuat, dengan permainan gitar yang enerjik berpadu dengan bass yang dinamis dan ketukan drum yang kokoh.
Suara Wara Valerie sebagai vokalis memberikan sentuhan khas yang mengikat seluruh elemen musik ini menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Permainan gitar dari Gaguk Ponco Setio Utomo (Ega) yang dinamis, dengan nuansa rock namun tetap memiliki kesan pop yang ringan, membangun atmosfer yang penuh nuansa.
Sementara itu, Dadik Wahyu Chang (Odiet) pada bass dan Airen Fahrel Dimarzio di drum tampil konsisten dan memukau dengan permainan yang stabil dan kuat. Kombinasi ini menciptakan aransemen musik yang mampu mengimbangi energi dari penampilan mereka di atas panggung.
Red Valley memiliki kemampuan untuk menyatukan profesionalisme dengan karakteristik khas mereka. Permainan masing-masing anggota band tidak hanya menunjukkan keahlian bermusik, tetapi juga chemistry yang kuat di antara mereka.
Wara Valerie, sebagai vokalis, tampil memukau dengan vokal yang ekspresif dan mampu membangun atmosfer yang mendalam dalam setiap lagu.
Interaksi antar-personel band yang solid semakin memperkuat penampilan mereka. Mereka berhasil menciptakan harmoni yang meresap dengan sentuhan instrumen yang diatur secara matang, membuat setiap lagu yang dibawakan terdengar seimbang dan memanjakan telinga penonton.
Meskipun Red Valley lebih menonjolkan kualitas musik, elemen visual juga menjadi perhatian dalam penampilan mereka. Tata panggung yang sederhana namun tetap fungsional memaksimalkan pengalaman penonton dengan pencahayaan yang berwarna-warni.
Sorotan lampu yang berpadu dengan melodi lagu menambah dimensi visual yang menarik, terutama saat lagu-lagu dengan tempo cepat dimainkan.
Salah satu hal menarik dalam penampilan mereka adalah layar yang terletak di belakang panggung. Layar tersebut menampilkan berbagai klip video yang disertai dengan lirik lagu dari setiap penampilan Red Valley.
Elemen ini memberikan pengalaman yang lebih imersif bagi penonton, memungkinkan mereka untuk lebih merasakan nuansa lagu dan ikut bernyanyi bersama.
Efek visual dari layar ini semakin memperkuat atmosfer emosional yang diciptakan oleh setiap lagu, membangun koneksi yang lebih dalam dengan audiens.
Selain pencahayaan dan penggunaan layar yang kreatif, usaha mereka untuk menghadirkan elemen visual yang mendukung suasana pertunjukan patut diapresiasi.
Sorotan lampu yang menciptakan siluet dan nuansa atmosferik semakin memperkaya pengalaman penonton, sejalan dengan tema musik yang mereka bawakan.
Selama pertunjukan, kualitas suara menjadi salah satu aspek yang membuat penampilan Red Valley berjalan lancar. Meskipun sempat terjadi kendala teknis di awal penampilan, tim teknis dengan cepat mengatasi masalah tersebut.
Setelah itu, setiap elemen audio terdengar seimbang, dengan permainan gitar, vokal, dan instrumen lainnya saling melengkapi.
Kualitas mikrofon dan pengaturan monitor panggung yang digunakan menunjukkan profesionalisme dari tim pendukung Red Valley dan menunjukkan keseriusan mereka dalam memberikan pengalaman terbaik bagi penonton.
Penampilan Red Valley di Festival Mbois IX berhasil membuktikan bahwa mereka adalah salah satu band yang patut diperhitungkan di panggung musik Indonesia.
Dengan kombinasi genre yang fleksibel, energi yang memukau, serta semangat yang tinggi, Red Valley berhasil memberikan penampilan yang menghibur dan inspiratif bagi para penonton.
Dengan semangat yang terus berkembang dan banyak hal yang bisa ditingkatkan, Red Valley memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menciptakan karya-karya yang semakin matang di masa mendatang.
Red Valley berhasil menunjukkan kelasnya di Festival Mbois IX dengan segala energi yang mereka miliki. Penampilan mereka di Gedung MCC pada tanggal 9 November 2024 bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi salah satu momen berharga yang akan selalu diingat oleh para penonton.
Dengan kombinasi musik yang emosional, nuansa psychedelic blues rock yang khas, serta semangat performa yang penuh energi, Red Valley memulai perjalanan mereka dengan sangat positif.
Penampilan mereka adalah bukti bahwa musik memiliki kekuatan untuk membangun koneksi emosional dengan penontonnya. Festival Mbois IX akan selalu diingat sebagai panggung pertama Red Valley yang berhasil memberikan pengalaman tak terlupakan di Kota Malang.
Editor : Dudung