Malang, pendoposatu.id — Polemik mengenai wacana pemakzulan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, mendapat perhatian dari berbagai kalangan Nahdlatul Ulama, termasuk Pengasuh Pondok Pesantren Alfalah Ploso Mojo Kediri, KH. Abdurrahman Al Kautsar atau biasa dipanggil Gus Kautsar.
Ia menyampaikan keprihatinan mendalam atas dinamika yang terjadi, sekaligus mengajak seluruh warga Nahdliyyin menjaga keteduhan.
“Yang pasti, kita sangat prihatin dengan apa yang terjadi. Kita berdoa mudah-mudahan ada jalan keluar terbaik untuk kemaslahatan Nahdliyyin dan bangsa,” kata KH. Abdurrahman saat ditemui menghadiri Haul Akbar Ke-21 Al Marhum Al Maghfurlah KH Muhsin Syafi’i Mu’assis PPRM Al Maqbul, Desa Kuwolu, Bululawang, Kabupaten Malang, Minggu (23/11/2025).
Ia menegaskan pentingnya mencari solusi melalui jalur yang bermartabat dan tetap mengedepankan adab kepada para sesepuh NU. Menurutnya, keputusan-keputusan strategis harus mengacu pada arahan ulama.
“Kami berharap ada solusi terbaik bagi siapa pun yang terkait dalam polemik ini,” ujar Gus Kautsar.
KH. Abdurrahman menambahkan bahwa pihaknya memilih menunggu petunjuk para masyayikh sebelum menyampaikan sikap atau pesan apa pun kepada warga NU.
“Dari kami, kami hanya akan menunggu dawuh para masyaih, para guru kami sebagai pemangku dan owner jam’iyah yang sejati,” tegasnya.
Ia juga menuturkan bahwa tradisi menghormati otoritas keilmuan para masyayikh merupakan prinsip utama dalam menjaga marwah organisasi.
“Kita tidak berani memberikan pesan apa pun kepada warga Nahdliyyin. Kita menunggu dawuh para masyayikh—apa yang akan menjadi isyarah atau arahan beliau-beliau untuk NU ke depan,” ujarnya.
Pernyataan ini menjadi penegas bahwa keteduhan dan kepatuhan terhadap arahan para ulama tetap menjadi pijakan utama dalam menyikapi dinamika internal organisasi sebesar Nahdlatul Ulama.
Penulis : nes










