Oleh : Nyuwesti Dara Rizqiyanti
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang
PENDOPOSATU.ID, Kota Malang – Apartemen Begawan Malang Girl and Her Bad Mood menjadi salah satu guest star yang paling dinanti dalam “DALBO FEST END YEAR 2024” pada Sabtu (7/11/2024).
Acara ini berhasil menarik perhatian ratusan, bahkan ribuan penonton yang antusias, terutama para penggemar setia band yang dikenal dengan sentuhan dream pop khas mereka.
Artikel ini bertujuan mengulas berbagai aspek pertunjukan, mulai dari performa musik hingga elemen visual yang ditampilkan.
Pertunjukan dibuka dengan lagu Falling Out, yang langsung menghidupkan suasana malam itu. Dengan durasi sekitar 45 menit, Girl and Her Bad Mood membawakan total tujuh lagu, termasuk beberapa hits populer seperti Bye Your Side, Wanna Wanna Go, dan Heals.
Tidak ketinggalan, mereka juga memperkenalkan lagu terbaru mereka yang berjudul Pop Song. Lagu ini memberikan kesan ceria, seolah menggambarkan kebahagiaan jatuh cinta yang manis.
Penonton bersorak riuh saat lagu ini dimainkan, membuktikan bahwa lagu baru tersebut telah berhasil mencuri hati para penggemar. Setiap nada dan lirik tampak dirancang untuk menggugah emosi, menciptakan perjalanan musikal yang intim bagi setiap pendengarnya.
Jane Maura, sang vokalis, tampil memukau dengan karakter vokalnya yang unik. Suaranya seolah menyatu dengan nuansa dream pop yang menjadi ciri khas band ini. Gaya bernyanyi Jane yang ekspresif menciptakan daya tarik tersendiri, membuat setiap lirik terasa lebih hidup.
Selain itu, para personel lainnya juga menunjukkan kepiawaian bermusik dengan permainan riff gitar melow yang dipadukan dengan efek gitar yang mendukung konsep musik ceria namun tetap emosional.
Permainan bass yang dinamis dan pukulan drum yang stabil melengkapi harmoni keseluruhan, menghadirkan pengalaman audio yang memanjakan telinga. Chemistry di antara para anggota band terlihat jelas, menambah daya tarik penampilan mereka.
Setiap instrumen tampaknya diatur dengan teliti untuk memberikan keseimbangan harmonis. Gitar yang kadang mendayu, kadang menggema, membangun atmosfer dream pop yang kuat, sementara drum memberikan ritme yang solid tanpa mengganggu kelembutan melodi.
Hal ini menunjukkan bahwa band ini tidak hanya mengandalkan vokal, tetapi juga mengutamakan kualitas komposisi musik.
Girl and Her Bad Mood berhasil menciptakan hubungan emosional dengan penonton melalui sapaan hangat dan cerita singkat di antara lagu-lagu yang mereka bawakan.
Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika Jane berbagi cerita pribadi tentang inspirasi di balik lagu-lagu mereka, menciptakan suasana intim yang membuat penonton merasa lebih dekat dengan band.
Beberapa penggemar bahkan terlihat menyeka air mata saat Jane menceritakan bagaimana salah satu lagu mereka menjadi simbol perjuangan dan harapan.
Namun, di beberapa momen, interaksi ini terasa terlalu singkat sehingga kurang menggali potensi hubungan lebih dalam dengan audiens.
Beberapa penonton mungkin mengharapkan lebih banyak momen spontan, seperti mengajak mereka menyanyikan bagian chorus bersama atau berbagi anekdot lucu di antara lagu.
Meski demikian, suasana ceria tetap terasa sepanjang penampilan mereka, membuat penonton larut dalam energi positif yang disajikan.
Tata panggung malam itu dirancang dengan apik. Pencahayaan yang digunakan berhasil menciptakan suasana yang sesuai dengan tema tiap lagu, mencakup transisi halus dari nuansa melankolis ke ceria.
Sorotan lampu yang berwarna-warni menambah dimensi visual yang menarik, terutama pada lagu-lagu dengan tempo lebih cepat. Tata panggung yang minimalis namun fungsional menunjukkan bahwa fokus utama adalah pada kualitas musik itu sendiri.
Meski begitu, beberapa efek visual terlihat kurang relevan dengan keseluruhan tema pertunjukan, sehingga sedikit mengurangi keselarasan antara musik dan visual. Misalnya, penggunaan asap panggung yang terlalu tebal pada lagu bernuansa ringan malah sedikit mengaburkan pandangan penonton terhadap band.
Namun, usaha untuk menghadirkan elemen visual yang menarik tetap patut diapresiasi, terutama saat lampu latar menciptakan siluet para personel band dengan efek yang memukau.
Kualitas suara selama pertunjukan secara umum cukup memuaskan, meskipun sempat terjadi sedikit kendala teknis di awal. Pada beberapa detik pertama lagu pembuka, suara gitar terdengar terlalu dominan dibandingkan vokal, namun masalah ini segera diatasi oleh tim teknis. Setelah itu, semua elemen audio terdengar seimbang, memungkinkan penonton menikmati setiap detail musik yang disuguhkan.
Setiap detail teknis tampaknya dirancang untuk memberikan pengalaman audio terbaik, dari mikrofon berkualitas tinggi hingga pengaturan monitor panggung yang memastikan setiap anggota band dapat mendengar permainan mereka sendiri dengan jelas. Hal ini menunjukkan profesionalisme band dan tim pendukung mereka dalam menciptakan pengalaman musik yang optimal.
Secara keseluruhan, penampilan Girl and Her Bad Mood di Dalbo Fest 2024 adalah pengalaman musik yang memikat. Mereka berhasil menyajikan suasana ceria yang emosional sekaligus menghadirkan kenangan tak terlupakan bagi para penonton.
Dengan beberapa aspek yang masih bisa ditingkatkan, seperti interaksi yang lebih mendalam dan sinkronisasi visual yang lebih relevan, Girl and Her Bad Mood tetap membuktikan diri sebagai salah satu band dream pop yang patut diperhitungkan di kancah musik Indonesia.
Penampilan mereka malam itu tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi, memberikan harapan bahwa musik dream pop tetap memiliki tempat istimewa di hati para penikmatnya.
Malam itu, Girl and Her Bad Mood tidak hanya tampil sebagai band, tetapi sebagai penghubung emosi yang membawa setiap orang dalam perjalanan penuh warna melalui nada dan lirik. Dalbo Fest 2024 akan selalu diingat sebagai salah satu momen di mana musik berhasil menyatukan jiwa-jiwa yang hadir.
Penulis : Redaksi