PENDOPOSATU.ID, MALANG – Dosen dari STIE Malangkucecwara (ABM) melakukan pengabdian masyarakat bersama para santri – santriwati di Pondok Pesantren El Yasmeen, Desa Banjararum, Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, pada hari Sabtu (11/1/2025).
Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala LPPM STIE Malangkucecwara, Dra. Siti Munfaqiroh MSI, yang selalu hadir di setiap giat PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) yang dilakukan dosen-dosen STIE Malangkucecwara Malang.
Selain itu dosen lainnya yang terlibat dalam pengabdian masyarakat ini ada 4 dosen, antara lain Dra. Lindananty, MM (Narsum Manajemen Keuangan), Lidia Andiani, SE, MM, Dr. Uke Prajoga, S. Tp, MM dan Iqlima Pratiwi, S. Psi, M.Si (Narasumber Manajemen Diri/Self Manajemen) dari Dosen Psikologi UM.
Kepala LPPM STIE Malangkucecwara, Dra. Siti Munfaqiroh MSI menjelaskan bahwa pengabdian kepada masyarakat merupakan sebuah implementasi keilmuan bagi seorang dosen di perguruan tinggi tak terkecuali STIE Malangkucecwara.
“Kami melakukan kegiatan ini untuk membagikan ilmu kepada siswa atau santri yang ada di Ponpes El Yasmeen yang baru mendapatkan Akreditasi A ini tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi bidang managemen” katanya
“Dari 10 titik untuk semester ini, di Ponpes El Yasmin ini kegiatan aktivitas yang keenam” katanya
Menurut Kepala LPPM, kegiatan ini bagian dari tanggung jawab dosen, ada kewajiban tri darma perguruan tinggi sebagai dosen harus mengajar, kemudian harus melakukan riset. Dan yang ketiga adalah harus melakukan aktivitas pengabdian.
“Ini adalah salah satunya kita bermitra dengan berbagai lembaga institusi yang ingin bersinergi untuk aktivitas-aktivitas yang lebih baik. Aktivitas hari ini tentang manajemen yang pertama manajemen diri, kemudian yang kedua manajemen keuangan untuk adik-adik” ujarnya
Sementara itu, Dra. Hj. Durrotun Nafisah, MM, Pengasuh Pesantren El Jasmeen mengucapkan rasa terima kasih kepada ABM, Ia menilai pengetahuan tentang menegemen kepada anak-anak ini memang perlu. Karena anak-anak belum sempurna dewasa. Secara fisik sudah tapi secara mental belum.
“Dan STIE Malangkucecwara punya bekal tentang itu, bagaimana mengolah agar mereka bisa cerdas secara emosi” ucapnya
Hj. Durrotun menerangkan, bahwa di El Jasmeen ini hidupnya bersama, teman-teman banyak dan berbeda-beda. sangat hedrogen. karena di sini tesnya itu bukan tes akademik.
“Maka semua kecerdasan di sini, semua lingkungan sosial di sini. Dan itu anak harus punya kecerdasan biar bisa beradaptasi dengan mudah” terangnya
Maka dari itu, praktiknya di sini, ilmunya dibekali oleh STIE Malangkucecwara. cerdas sosial, cerdas emosi. Terus kemudian cerdas keuangan.
“Secara manajemen, secara sistem pendidikan, kita pakai modern, proses managemen ada kepemimpinan leadershipnya jalan, organisasi jalan. terus open managemen” jelasnya
Untuk keuangan, semua transaksi di El Jasmeen ini tidak pakai uang cash. Semua sudah pakai kartu.
“Karena pakai kartu, jadi anak-anak itu self kontrolnya itu nyaris los karena kemudian mereka tidak pegang uang. Jadi beli beli tahu-tahu masih tanggal 10 saldonya sudah Zero sudah nol” ujar Hj. Durrotun
Karena itu, mereka perlu dibekali ilmu ini agar tidak terlalu bernafsu. mereka bisa ukur tanggal berapa sebulan harus habis berapa. Dan itu adalah kemampuan manajemen keuangan.
Ia berharap, Bimbingan oleh akademisi ini terus dilakukan, karena kita tidak bisa berjalan sendiri dan harus bekerjasama dengan bimbingan akademik
Ditempat yang sama, Dra. Lindananty MM selaku dosen STIE Malangkucecwara mengatakan telah memberikkan materi tentang pengelolaan keuangan remaja.
“Jadi santri yang di El Jasmeen ini perlu dilakukan pembinaan tentang keuangan. Tadi kita juga diskusi dengan mereka, ternyata mereka memang ada opsional untuk menabung, tapi menabungnya di sekolah” ungkapnya
Poin yang ditekankan dalam pengelolaan menagemen adalah membedakan antara kebutuhan dan keinginan agar mereka tidak boros. karena uang saku yang dierima dari orang tua itu rata-rata bulanan.
“Nah otomatis mereka harus pandai mengatur supaya cukup selama satu bulan” katanya
Kegiatan ini juga melibaatkan Mahasiswa, karena mahasiswa juga perlu memahami bagaimana kondisi reel di masyarakat.
Penulis : Dudung