PENDOPOSATU.ID, KAB MALANG, – Meski Harga Cabai rawit sedang “pedas-pedasnya” melambung tinggi, para pedagang Pasar Karangploso mengeluhkan sepinya pembeli. Ironisnya, kenaikan harga cabai yang seharusnya membuat pedagang untung, justru pembeli pada kabur
“Awal Ramadan biasanya ramai, tapi sekarang sepi sekali. Harga cabai naik, tapi pembeli malah kabur,” tutur Anton Apriansah, Kepala Unit Pengelola Pasar Daerah Karangploso, kepada awak media. Senin (03/03/2025).
Anton memgatakan bahwa daya beli masyarakat terlihat melemah sejak awal Ramadan terlebih ditengah meroketnya harga cabai rawit sayangnya tidak diimbangi dengan naiknya permintaan dari konsumen,
“Biasanya, awal puasa itu justru ramai, tapi tahun ini berbeda, harga naik, tapi pembeli malah berkurang,” kata Anton
Hal tersebutlah yang menjadi keluhan pedagang pasar Karangploso Kabupaten Malang yang mengungkapkan sepinya pembeli berdampak langsung pada penurunan omset.
Berdasarkan pemantauan pasar, total ada 55 komoditas sembako yang dicatat, dengan 5 mengalami kenaikan harga, 1 mengalami penurunan, dan 39 tetap stabil.
“Kami terus memantau perkembangan harga sembako. Jika tren penurunan daya beli ini berlanjut, kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi,” beber Anton.
Kenaikan harga cabai rawiit disebabkan beberapa faktor seperti kondisi cuaca yang tidak mendukung serta para petani enggan menanam cabai rawit tersebut.
“Kebanyakan kenaikan harga cabai rawit disebabkan karena petani memilih tidak menanam cabai terutama wilayah Kecamatan Singosari dan Karangploso, petani lebih memilih menanam cabai merah besar dan yang kedua faktor cuaca yang tidak bersahabat,” terang Anton.
Anton membeberkan bahwa sejak awal Ramadan perputaran jual beli sayur mayur sepi, bahkan harga tomat dibawah Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Awal puasa sampai hari ini kondisi pasar masih sepi jadi kalau cabai rawit harganya tinggi karena petaninya sudah berkurang, yang seperti tomat masih di bawah harga HET,” jelasnya.
Sementara itu, Menurut Risa, pedagang sayur-mayur di Pasar Karangploso, kenaikan harga membuat pembeli mengurangi jumlah belanja mereka.
“Biasanya mereka beli sekilo, sekarang paling setengah atau seperempat kilo. Jualan makin susah karena pasar juga sepi,” ungkap Riza.
Riza menjelaskan selain cabai, harga beras premium juga masih tergolong tinggi, berkisar Rp71.000–Rp75.000 per 5 kg, sementara minyak goreng ‘Minyak Kita’ stabil di Rp18.000 per liter.
“Untuk harga beras jenis premium masih tergolong tinggi, sedangkan minyak goreng ‘Minyakita’ tergolong tidak ada kenaikan tetap stabil,” tandas Riza.
Dari informasi yang diterima, harga cabai rawit kini menyentuh Rp 95.000–Rp 100.000/kg, sementara harga eceran mencapai Rp 12.000 per ons. Cabai merah besar dijual Rp 52.000/kg, sedangkan cabai lalap atau hijau Rp 60.000/kg, untuk ketersediaan sembako sampai Hari Lebaran nanti stok tersedia.
Penulis : Redaksi
Editor : Gus