Malang, pendoposatu.id – Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 di Universitas Kepanjen pada Sabtu (15/11/2025) menjadi momentum penting bagi Bupati Malang H.M. Sanusi untuk kembali menegaskan peran strategis bidan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
Di hadapan para tenaga kesehatan, khususnya bidan, Bupati Sanusi memberikan apresiasi mendalam atas dedikasi mereka dalam menjaga kesehatan ibu dan anak.
“Ibu-ibu bidan telah menggerakkan semangat besar agar para ibu, sebagai tulang punggung negara, bisa menyehatkan remaja putri dan anak-anak. Ini semangat luar biasa untuk menurunkan stunting,” ujar Sanusi.
Ia menekankan bahwa program prioritas pemerintah, terutama peningkatan gizi melalui Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak-anak, membutuhkan dukungan penuh dari para bidan.
“Program pertama yang harus kita kawal adalah peningkatan gizi. Bidan harus mengawasi dan membantu pelaksanaan MBG untuk memastikan anak-anak menerima makanan bergizi,” tegasnya.
Dalam paparannya, Bupati Sanusi menyampaikan bahwa angka stunting berdasarkan Bulan Timbang kini berada pada angka 6,7 persen. Namun menurutnya, pencapaian ini bukan berarti perjuangan selesai.
“Kita ingin angka ini terus turun. Kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab kita semua. Mulai dari Muspika—Danramil, Camat, Kapolsek—hingga tenaga kesehatan di tingkat paling bawah,” katanya.
Sanusi menegaskan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah minimnya kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup sehat.
“Masih banyak masyarakat yang kurang memperhatikan pola hidup sehat. Edukasi harus terus digencarkan,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg. Wiyanto Wijoyo, yang turut hadir dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa kegiatan HKN tahun ini merupakan rangkaian panjang yang puncaknya akan digelar di Pendopo Kabupaten melalui seminar dengan menghadirkan anggota DPR RI Arzeti Bilbina sebagai pembicara.
Wiyanto menekankan bahwa kolaborasi bidan adalah kunci dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan stunting.
“Kami berharap para bidan bersatu membangun kesehatan masyarakat. Peran bidan sangat penting dalam kehidupan keluarga, terutama dalam menjaga keselamatan ibu dan anak,” ucapnya.
Ia juga menerangkan perbedaan dua metode pengukuran stunting:
Bulan Timbang, dilakukan setiap Februari dan Agustus di posyandu, hasil tahun ini: 6,7 persen, atau sekitar 9.700 anak.
SSGI (Survey Status Gizi Indonesia) disurvei oleh pusat dengan metode acak.
Hasil sebelumnya: mengalami kenaikan menjadi 21 persen, tahun ini belum dilakukan, sehingga belum ada data baru.
Selain itu, Wiyanto menyampaikan bahwa angka kematian bayi di Kabupaten Malang terus menurun, berkat kesiapsiagaan bidan dalam menghadapi kondisi gawat darurat.
“Kami sudah bekerja sama dengan konsultan kebidanan dan rumah sakit agar rujukan bisa ditangani dengan cepat. Ini yang membuat angka kematian bayi menurun,” tuturnya.
Penulis : nes










