Penulis : Rahmadina PutriSaesaranti
Mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang
PENDOPOSATU.ID, Kota Malang – Mahasiswa Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang mengadakan acara Urban Dance Camp di Kampung Warna Warni Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (10/11/2024).
Kampung ini menjadi tempat wisata yang akhirnya banyak daerah lain meniru Kampung Warna-Warni. Kampung ini berada di atas Sungai Brantas dan para warga merenovasi kampung ini sehingga menjadi kampung wisata Kota Malang dan menjadi kampung paling favorit di Kota Malang.
Acara ini digelar mulai dari pukul 08.00 hingga jam 14.30. Semua mahasiswa seni tari Angkatan 2023 menggelar pertunjukan tari kreasi, tari tradisional, dan tari kontemporer. Acara ini diketuai oleh Destania Alexandra Maria Eko Putri dibawah kepemimpinan Prof. Dr. Robby Hidajat, M.Sn.
Dimulai dari pertunjukan tari, arak-arakan, dan seminar, acara Urban Dance Camp ini bertujuan untuk menyajikan keterampilan mahasiswa dan mereka juga mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan penonton dari manapun. Memperluas pengetahuan mahasiswa karena memiliki kesempatan untuk melihat berbagai penampilan dari mahasiswa lain.
Para mahasiswa menarikan beberapa tarian sehingga menyita perhatian pengunjung. seperti kelompok mahasiswa angkatan 2023 dari offering T1 menampilkan tarian berasal dari Kalimantan atau kelompok mahasiswa angkatan 2023 dari offering T2 yang menampilkan tari kontemporer bertema Halloween.
Selain tarian ada mahasiswa angkatan 2024 dari seni musik dengan menampilkan pertunjukan musik dihadapan mahasiswa seni tari.
Meski cuaca panas para pengunjung mulai dari pengunjung lokal hingga turis tetap menikmati tampilan dari mahasiswa PSTM. Pengunjung wisata kampung warna-warni merasa terhibur dengan tampilan mahasiswa yang menari di pinggir sungai dengan memakai kostum sederhana dan sebuah tenda yang dijadikan objek utama dalam pertunjukan ini.
Selain para pengunjung ada warga yang ikut menyaksikan pertunjukkan ini. Ada beberapa turis yang ikut bergabung menari dengan mahasiswa-mahasiswa PSTM. Para turis ini sangat antusias mengikuti tarian-tarian yang ditampilkan oleh mahasiswa.
Dengan acara ini dapat menarik wisatawan kembali dan dapat memperkenalkan seni kepada para pengunjung selain itu, membuat kampung ini semakin dikenal.
Di siang hari diisi dengan seminar Bapak Iip Rudi Rifa’I S.Sn, M. Hum. Pak Iip memberikan materi tari Jaipongan mulai dari teknik, gerak, dan pola. Pak Iip menunjukkan contoh gerakan dan mengajarkan kepada mahasiswa seni tari untuk dipraktekkan langsung.
Namun karena waktu yang diberikan kurang maksimal sehingga mahasiswa seni tari merasa kurang baik dalam berlatih tari jaipongan ini. Sehingga Pak Iip memberi arahan dengan membentuk kelompok berisi 5 anggota untuk mempraktekkan langsung di depan para mahasiswa dan pengunjung yang melihat. Para mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam memperagakan gerakan yang telah diajarkan oleh Pak Iip.
Acara Urban Dance Camp 2024 ini lokasi penampilanya ada di pinggir sungai, tetapi lokasi yang diberikan cukup terasa kurang maksimal, karena akses menuju lokasi ini menjadi tantangan bagi mahasiswa. Tetapi dengan melakukan pertunjukan di pinggir sungai dapat diliat oleh banyak pengunjung dari atas jembatan Sungai Brantas dengan tenda menjadi objek utamanya dan menjadi daya tarik para pengunjung yang melihat dari atas jembatan.
Ada beberapa musik yang eror pada saat dimainkan sehingga sedikit menganggu konsentrasi para mahasiswa saat menari. Ketika di siang hari turun hujan deras yang membuat para mahasiswa dan pengunjung Kampung Warna-Warni merasakan kurang nyaman sehingga acara Urban Dance Camp 2024 ini di pindah ke venue dan tetap melanjutkan penampilan-penampilan dari para mahasiswa PSTM.
Pada artikel ini saya akan menjelaskan salah satu penampilan dari kelompok Darmi mahasiswa seni tari dengan jumlah 6 anggota yang menampilkan tari kreasi dayak dengan memadukan sedikit drama yang berjudul “Legenda Batu Menangis”.
Tarian ini menceritakan seorang anak perempuan yang cantik namun durhaka, selalu malu mengakui ibunya di hadapan orang lain. Doa sang ibu didengar, dan dalam sekejap tubuh anak itu perlahan berubah meenjadi batu. Air mata yang terus mengalir dari batu tersebut membuatnya dikenal sebagai Batu Menangis, lambang penyesalan dan cinta seorang ibu.
Beberapa karakter dalam drama ini, terutama pemeran utamanya yaitu anak dan ibunya masih kurang berekspresi secara mendalam dan dalam menyampaikan ceritanya juga masih kurang sehingga beberapa penonton kurang memahami maksud dari cerita dalam tarian Legenda Batu Menangis dan kesulitan dalam memahami alur cerita ini.
Adegan yang seharusnya mengundang simpati atau kesedihan yang bisa disampaikan dengan lebih dramatis dan penuh emosi sehingga membuat penonton juga ikut terbawa suasananya, namun karena kurangnya ekspresi dari para penari sehingga membuat penonton sedikit kebingungan. Tetapi pertunjukan yang ditampilkan oleh Kelompok Darmi cukup memuaskan karena mereka berani menunjukkan dan memperkenalkan cerita legenda dari Kalimantan
Tetapi acara Urban Dance Camp 2024 ini cukup memuaskan karena semangat dari para mahasiswa walaupun cuaca tidak mendukung dan antusias dari para warga dan pengunjung juga menambah semangat dari para mahasiswa. Diharapkan acara selanjutnya dapat lebih terarah dan dapat mengembangkan kreativitas, bakat para mahasiswa PSTM.