Analisis Pertunjukan Seni Tari Legenda Batu Menangis dari Kalimantan di Acara Urban Dance Camp 2024 Kampung Warna Warni Jodipan

- Redaksi

Selasa, 12 November 2024 - 08:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis : Rahmadina PutriSaesaranti
Mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang

 

PENDOPOSATU.ID, Kota Malang – Mahasiswa Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang mengadakan acara Urban Dance Camp di Kampung Warna Warni Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (10/11/2024).

Kampung ini menjadi tempat wisata yang akhirnya banyak daerah lain meniru Kampung Warna-Warni. Kampung ini berada di atas Sungai Brantas dan para warga merenovasi kampung ini sehingga menjadi kampung wisata Kota Malang dan menjadi kampung paling favorit di Kota Malang.

Acara ini digelar mulai dari pukul 08.00 hingga jam 14.30. Semua mahasiswa seni tari Angkatan 2023 menggelar pertunjukan tari kreasi, tari tradisional, dan tari kontemporer. Acara ini diketuai oleh Destania Alexandra Maria Eko Putri dibawah kepemimpinan Prof. Dr. Robby Hidajat, M.Sn.

Dimulai dari pertunjukan tari, arak-arakan, dan seminar, acara Urban Dance Camp ini bertujuan untuk menyajikan keterampilan mahasiswa dan mereka juga mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan penonton dari manapun. Memperluas pengetahuan mahasiswa karena memiliki kesempatan untuk melihat berbagai penampilan dari mahasiswa lain.

Para mahasiswa menarikan beberapa tarian sehingga menyita perhatian pengunjung. seperti kelompok mahasiswa angkatan 2023 dari offering T1 menampilkan tarian berasal dari Kalimantan atau kelompok mahasiswa angkatan 2023 dari offering T2 yang menampilkan tari kontemporer bertema Halloween.

Selain tarian ada mahasiswa angkatan 2024 dari seni musik dengan menampilkan pertunjukan musik dihadapan mahasiswa seni tari.

Meski cuaca panas para pengunjung mulai dari pengunjung lokal hingga turis tetap menikmati tampilan dari mahasiswa PSTM. Pengunjung wisata kampung warna-warni merasa terhibur dengan tampilan mahasiswa yang menari di pinggir sungai dengan memakai kostum sederhana dan sebuah tenda yang dijadikan objek utama dalam pertunjukan ini.

Baca Juga :  Tantangan Etika Bisnis di Industri E-commerce: Antara Keuntungan dan Tanggung Jawab Sosial

Selain para pengunjung ada warga yang ikut menyaksikan pertunjukkan ini. Ada beberapa turis yang ikut bergabung menari dengan mahasiswa-mahasiswa PSTM. Para turis ini sangat antusias mengikuti tarian-tarian yang ditampilkan oleh mahasiswa.

Dengan acara ini dapat menarik wisatawan kembali dan dapat memperkenalkan seni kepada para pengunjung selain itu, membuat kampung ini semakin dikenal.

Di siang hari diisi dengan seminar Bapak Iip Rudi Rifa’I S.Sn, M. Hum. Pak Iip memberikan materi tari Jaipongan mulai dari teknik, gerak, dan pola. Pak Iip menunjukkan contoh gerakan dan mengajarkan kepada mahasiswa seni tari untuk dipraktekkan langsung.

Namun karena waktu yang diberikan kurang maksimal sehingga mahasiswa seni tari merasa kurang baik dalam berlatih tari jaipongan ini. Sehingga Pak Iip memberi arahan dengan membentuk kelompok berisi 5 anggota untuk mempraktekkan langsung di depan para mahasiswa dan pengunjung yang melihat. Para mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam memperagakan gerakan yang telah diajarkan oleh Pak Iip.

Acara Urban Dance Camp 2024 ini lokasi penampilanya ada di pinggir sungai, tetapi lokasi yang diberikan cukup terasa kurang maksimal, karena akses menuju lokasi ini menjadi tantangan bagi mahasiswa. Tetapi dengan melakukan pertunjukan di pinggir sungai dapat diliat oleh banyak pengunjung dari atas jembatan Sungai Brantas dengan tenda menjadi objek utamanya dan menjadi daya tarik para pengunjung yang melihat dari atas jembatan.

Ada beberapa musik yang eror pada saat dimainkan sehingga sedikit menganggu konsentrasi para mahasiswa saat menari. Ketika di siang hari turun hujan deras yang membuat para mahasiswa dan pengunjung Kampung Warna-Warni merasakan kurang nyaman sehingga acara Urban Dance Camp 2024 ini di pindah ke venue dan tetap melanjutkan penampilan-penampilan dari para mahasiswa PSTM.

Baca Juga :  Kisah Perjalanan Saya Memilih Fikom Unitomo Kampus Terbaik Di Surabaya

Pada artikel ini saya akan menjelaskan salah satu penampilan dari kelompok Darmi mahasiswa seni tari dengan jumlah 6 anggota yang menampilkan tari kreasi dayak dengan memadukan sedikit drama yang berjudul “Legenda Batu Menangis”.

Tarian ini menceritakan seorang anak perempuan yang cantik namun durhaka, selalu malu mengakui ibunya di hadapan orang lain. Doa sang ibu didengar, dan dalam sekejap tubuh anak itu perlahan berubah meenjadi batu. Air mata yang terus mengalir dari batu tersebut membuatnya dikenal sebagai Batu Menangis, lambang penyesalan dan cinta seorang ibu.

Beberapa karakter dalam drama ini, terutama pemeran utamanya yaitu anak dan ibunya masih kurang berekspresi secara mendalam dan dalam menyampaikan ceritanya juga masih kurang sehingga beberapa penonton kurang memahami maksud dari cerita dalam tarian Legenda Batu Menangis dan kesulitan dalam memahami alur cerita ini.

Adegan yang seharusnya mengundang simpati atau kesedihan yang bisa disampaikan dengan lebih dramatis dan penuh emosi sehingga membuat penonton juga ikut terbawa suasananya, namun karena kurangnya ekspresi dari para penari sehingga membuat penonton sedikit kebingungan. Tetapi pertunjukan yang ditampilkan oleh Kelompok Darmi cukup memuaskan karena mereka berani menunjukkan dan memperkenalkan cerita legenda dari Kalimantan

Tetapi acara Urban Dance Camp 2024 ini cukup memuaskan karena semangat dari para mahasiswa walaupun cuaca tidak mendukung dan antusias dari para warga dan pengunjung juga menambah semangat dari para mahasiswa. Diharapkan acara selanjutnya dapat lebih terarah dan dapat mengembangkan kreativitas, bakat para mahasiswa PSTM.

Berita Terkait

Jejak Panjang Uang, Antara Berkah dan Belenggu Peradaban
Eksklusif! Pengalaman Mudik ke Luar Angkasa Ternyata Ada di Planet Dampit!
Perspektif Mahasiswa: Tindakan Represif Aparat Menangani Demonstrasi di Malang Dalam Ruang Demokrasi
KEJAHATAN SKIMMING: ANCAMAN DOMPET DIGITAL
Tantangan Etika Bisnis di Industri E-commerce: Antara Keuntungan dan Tanggung Jawab Sosial
Red Valley Tunjukkan Kelasnya di MCC Melalui Lagu Marah Hingga Merah
Angkat Isu Korupsi dan Ketidakadilan, Teater Hitam Putih FEB UM sajikan Drama berjudul “Tangis”
Melodi Penuh Kesedihan : Eastcape di Dalbo Fest 2024

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 14:43 WIB

Djoko Prihatin, Sang Penggerak GoodDrop, Ubah Limbah Jadi Berkah di Malang

Jumat, 13 Juni 2025 - 18:37 WIB

Hari Bhayangkara ke-79: Polresta Malang Kota Manjakan Ratusan Driver Ojol dengan Cek Kesehatan Gratis!

Jumat, 13 Juni 2025 - 17:29 WIB

Tanpa Sesal: Bos Amul Massage Kembalikan Ijazah yang Ditahan, Santai Bilang “Kesalahpahaman” Saja

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:44 WIB

Terapis Amul Massage Ngadu ke DPRD Untuk Tebus Ijazah Harus Bayar 45 Juta?

Rabu, 11 Juni 2025 - 10:45 WIB

Waduh! Amul Massage Syariah Dilaporkan ke Polisi atas Dugaan Penggelapan Ijazah

Rabu, 11 Juni 2025 - 08:02 WIB

Todongkan Belati ke Driver Ojol, Pelaku Curat di Malang Dibekuk Polisi

Jumat, 6 Juni 2025 - 13:41 WIB

Peringati Idul Adha dan Hari Lahir Bung Karno, DPC PDI-P Kota Malang Usung Semangat Gotong Royong

Kamis, 5 Juni 2025 - 23:01 WIB

BREAKING NEWS: Dokter AY Resmi Jadi Tersangka Kasus Kekerasan Seksual di Malang

Berita Terbaru