PENDOPOSATU.ID, KOTA MALANG – Drama pemilihan takmir Masjid Syuhada di Perumahan Karanglo Indah, Blimbing, Kota Malang, memasuki babak baru yang mengkhawatirkan. Serangkaian penundaan pemilihan, yang diduga kuat akibat intervensi pihak luar, memicu kekecewaan mendalam di kalangan warga. Mereka khawatir situasi ini akan berujung pada konflik horizontal.
Ketua RW 04, H. Rudi Hartono, mengungkapkan bahwa penundaan pemilihan sudah terjadi hingga tiga kali, terakhir atas permintaan Camat Blimbing saat menjelang pemilihan yang dijadwalkan pada Sabtu (03/05/2025).
Warga memprotes dugaan pengambilalihan masjid yang berdiri di atas fasilitas umum perumahan oleh pihak dengan afiliasi tertentu.

Rudi Hartono menjelaskan, inisiatif warga untuk memilih takmir secara demokratis selalu diganjal. Pemilihan pertama dibatalkan karena konflik internal, yang kedua ditunda dengan alasan kondusifitas Pilkada, dan yang ketiga kembali ditunda meski panitia pemilihan sudah dibentuk warga.
“Semuanya saya serahkan kepada warga. Ini bukan kegiatan saya, tapi kegiatan warga. Apakah warga tetap melaksanakan atau tidak,” tegas Rudi Hartono, menyiratkan potensi tindakan mandiri dari warga yang merasa aspirasinya diabaikan.
Dugaan intervensi pemerintah, yang disinyalir dipicu laporan dari takmir sebelumnya, semakin memperkuat kecurigaan warga adanya konflik kepentingan.
Kekecewaan yang terakumulasi ini dikhawatirkan menjadi bom waktu yang dapat memicu gesekan antar warga dengan pihak luar yang ingin menguasai secara sepihak Masjid Syuhada yang berdiri diatas tanah Fasum Perumahan.
Warga berharap Pemerintah Kota Malang segera bertindak bijak dan mendengarkan aspirasi mereka sebelum situasi memburuk dan konflik horizontal tak terhindarkan. Nasib Masjid Syuhada dan keharmonisan warga Karanglo Indah kini dipertaruhkan.
Penulis : Gus
Editor : Redaksi