PENDOPOSATU.ID, KAB MALANG – Suasana khidmat menyelimuti lereng Gunung Semeru pagi ini, tepat 1 Juni 2025, Amartya Bumi Kepanjian bersama warga peringati Hari Lahir Pancasila. Bukan di pusat kota, melainkan di ketinggian, tepatnya di pelataran Candi Samudro, upacara bendera yang berlangsung sederhana namun hikmat penuh makna. Minggu (01/06/2025)
Sejuknya udara pegunungan menjadi saksi bisu berkibarnya Sang Saka Merah Putih dengan iringan lantunan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, masyarakat dari dua desa di Kecamatan Ampelgading, yakni Desa Argoyuwono dan Desa Mulyasari, yang berbaur dengan para pengunjung, perwakilan kecamatan, serta pegiat sejarah budaya Kabupaten Malang, khusyuk mengikuti jalannya upacara.
Wakil Ketua pegiat Amartya Bhumi Kepanjian, Budi Hartono, didapuk menjadi pemimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila dan dilanjutkan dengan pembacaan naskah Pancasila secara bersama-sama, menggema di antara bangunan menyerupai candi yang dikelilingi hamparan perkebunan hijau.
Lebih dari sekadar upacara, momen ini terasa istimewa karena dilangsungkan di kawasan yang memiliki nilai sejarah dan ekonomi bagi masyarakat setempat.
Keberadaan Candi Samudro di ketinggian bukan hanya menawarkan panorama alam pegunungan yang memukau, tetapi juga menopang kehidupan warga melalui hasil perkebunan yang dikelola secara turun-temurun.
Terungkap pula peran penting almarhum Nuryanto, seorang mantan pejabat tinggi Kabupaten Malang, yang semasa hidupnya turut memajukan kawasan ini.
“Sejak awal itu sampai sekarang turun-temurun, lahan perkebunan di daerah sini dikelola warga. Perkembangannya, tetap pertanian sayur mayur meningkatkan ekonomi. Bisa bekerja di lokasi kebun,” ungkap Hari, salah satu Kepala Dusun Desa Mulyosari.
Nuryanto tak hanya lama bermukim dan mengelola lahan, namun juga berjasa dalam membuka akses jalan tani hingga pengembangan perkebunan.
“Beliau juga mulai merintis jalan tani, sampai mengelola lahan pertanian, juga kebun buah makadamia miliknya. Jadi awalnya jalan setapak menuju hutan, kini tidak sulit lagi jalannya,” ujarnya.
Pembangunan fisik Candi Samudro sebagai potensi wisata juga memiliki sejarahnya sendiri, dimulai sekitar tahun 2005 dan mulai ramai dikunjungi pada tahun 2007.
“Itu mulai merintisnya kan bertahap, nggak langsung jadi itu. Sudah jadi mulai dikunjunginya itu 2007,” tandasnya.
Kini, kawasan ini menjadi salah satu daya tarik wisata alternatif di Malang selatan, melengkapi pesona air terjun dan pemandangan alam lainnya.
Dengan perjalanan sekitar tiga jam dari pusat Kota Malang, Candi Samudro menawarkan pengalaman wisata yang berbeda, menggabungkan nilai sejarah, spiritual, dan keindahan alam pegunungan.
Upacara Hari Kesaktian Pancasila di lokasi ini menjadi pengingat akan akar budaya bangsa yang kuat, bersemi di tengah keindahan alam yang lestari.
Penulis : Gus
Editor : Redaksi