Oleh: Syafrill M (Caping) Aktivis MCC Kota Malang
PENDOPOSATU.ID, MALANG – Di tengah gelombang ketidakadilan global dan meningkatnya ketegangan geopolitik dunia—dari krisis kemanusiaan di Gaza, perang di Ukraina, hingga konflik di Timur Tengah—suara-suara moral dari Timur justru semakin dibutuhkan. Dunia sedang kehilangan arah, dan suara yang jernih tentang kemanusiaan, keadilan, serta perlawanan terhadap penjajahan harus kembali digaungkan dari tanah yang punya sejarah perlawanan.
Hari ini, Kota Malang—Bumi Arema—menjadi bagian dari suara itu. Kita menyambut kehadiran seorang tokoh penting dunia Islam: Dr. Zakir Naik.
Seperti yang diketahui, Dr. Zakir Naik bukan hanya ulama, ia adalah diplomat nurani. Seorang intelektual yang suaranya telah melintasi batas-batas negara, menyuarakan kebebasan Palestina, solidaritas umat, dan keberanian untuk melawan penindasan.
Dalam situasi dunia yang terpolarisasi dan krisis kemanusiaan yang dibiarkan diam, tokoh seperti Dr. Zakir Naik menjadi simbol bahwa umat Islam tidak kehilangan suara dan tidak kehilangan arah.
Sebagai bangsa, Indonesia punya posisi unik. Kita adalah negara dengan jumlah umat Muslim terbesar di dunia, sekaligus konstitusi yang menolak segala bentuk penjajahan.
Dalam situasi perang global saat ini, Indonesia diharapkan dunia menjadi jembatan damai, sekaligus benteng moral dari Timur. Dan keberpihakan kita kepada Palestina bukan hanya isu keagamaan, tetapi mandat sejarah dan amanah konstitusi.
Ir. Soekarno, Bapak Bangsa kita, telah memberi garis yang jelas:
“Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel.”
Narasi Bung Karno ini bukan sekadar arsip sejarah, ini adalah kompas moral bangsa. Di saat negara-negara besar justru bungkam, Indonesia harus berdiri tegak, dan Malang hari ini ikut bersuara.
Kehadiran Dr. Zakir Naik di Kota Malang adalah penguatan solidaritas lintas batas. Ini bukan semata ceramah, tetapi bagian dari diplomasi nurani rakyat Indonesia untuk Palestina dan dunia yang lebih adil.
Dari Malang, kita mengirim pesan bahwa bangsa ini tidak diam, kita mewarisi semangat Bung Karno, sekaligus suara umat yang cinta damai namun tidak takut melawan ketidakadilan.
Bahwa dari mimbar ini, dari tanah Arema, kita ikut menyusun sejarah baru untuk keadilan dunia. Selamat datang, Dr. Zakir Naik, dari Arek Malang, untuk Palestina – dari Indonesia, untuk Kemanusiaan.
Penulis : Redaksi
Editor : Gus