PENDOPOSATU.ID, KOTA MALANG – Utusan DPRD Kota Malang ‘buang’ surat audensi ke halaman posko, Warga Blimbing yang meradang balas penghinaan dengan memboikot rencana audensi yang sedianya akan digelar pada Jum’at siang (23/05) dengan agenda rapat audensi terkait rencana pembangunan apartemen dan hotel oleh PT Tanrise Property Indonesia.
Rencana audensi penting antara DPRD Kota Malang dari Komisi A dan Komisi C dengan Warga peduli lingkungan (Warpel) Blimbing terancam gagal dan di boikot.
Pemicunya adalah sebuah ‘pelecehan’ surat undangan audensi dari DPRD Kota Malang terkait rencana pembangunan hotel dan apartemen oleh PT Tanrise yang ditujukan ke Posko Warpel.
Bayangkan saja, surat resmi dari wakil rakyat yang terhormat itu tak sampai ke tangan warga secara terhormat. Alih-alih, amplop penting itu justru ditemukan tergeletak mengenaskan di lantai depan pagar Posko Warpel, lusuh dan basah!.
“Selamat malam Bapak Ibu, ini vidio surat daribDPRD yg ditujukan ke Posko Warpel dgn cara ditaruh dilantai depan pagar yang dianggap tidak sopan dan tidak menghargai warga,” ujar Centya WM pada Rabu (21/05/2025) malam.
Bagi Warpel, ini bukan sekadar keteledoran, tapi tamparan keras yang meremehkan dan menghina perjuangan mereka dalam menjaga lingkungan.
“Surat undangan yang dikirim dengan cara seperti ini adalah sebuah penghinaan, kami (Warpel) tidak akan hadir!,” seru Centya WM perwakilan Warpel dengan nada geram, seperti dikutip Pendoposatu.id.
Mereka menduga ada kesengajaan utusan yang memperlakukan undangan sepenting itu layaknya sampah.
“Sedang di posko ada Me, Wieke, mbak Emilia, pak Ilyas dan saya terus hadir juga pak Hengky Limena, baru kami tahu ada amplop surat,” ungkapnya.
“Jika undangan penting dari DPRD saja dianggap sampah, bagaimana dengan kami (warga) yang sedang memperjuangankan hak-hak kami, apa mereka itu anggap kami sampah juga!,” geramnya.
Tak main-main, Warpel kini kian solid memboikot audensi yang dijadwalkan Jumat siang (23/05/2025). Sikap keras ini mengirimkan pesan telak: warga Blimbing tak akan sudi berunding di atas fondasi penghinaan.
“Kami tegaskan warga tidak ada urusan dengan Tanrise, urusan kami dengan Pemkot Malang dan DPRD Kota Malang,” tegasnya.
Dengan boikot adanya reaksi keras warga Blimbing, nasib rencana pembangunan apartemen dan hotel di Blimbing kini memasuki episode baru.
Akankah DPRD Kota Malang menyadari kekeliruan dan meredam amarah warga, ataukah proyek ambisius ini akan terkubur oleh gelombang protes yang semakin membesar? Kita tunggu babak selanjutnya!
Penulis : Gus
Editor : Redaksi