Intrik di Balik Raksasa Beton Malang, Benarkah Rakyat Jadi Tumbal Investasi Haram?

- Redaksi

Minggu, 25 Mei 2025 - 09:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Keterangan: Bambang GW, tokoh dari Dewan Kampung Nuswantara

Keterangan: Bambang GW, tokoh dari Dewan Kampung Nuswantara

PENDOPOSATU.ID, KOTA MALANG – Di tengah hingar bingar rencana pembangunan hotel dan apartemen megah setinggi 197 meter di Kota Malang, suara dari akar rumput mulai meninggi. Bambang GW, tokoh dari Dewan Kampung Nuswantara, dengan lantang mempertanyakan narasi “kemajuan” yang selama ini digaungkan. Minggu (25/05/2025).

Baginya, gemerlap investasi tak ada artinya jika mengorbankan hak dan kesejahteraan masyarakat kampung. Sorotan tajam pun diarahkan pada kemunculan organisasi masyarakat tertentu yang dinilai lebih pro-investor, serta kejanggalan proses yang terkesan mengabaikan suara warga terdampak.

Apakah pembangunan ini benar-benar untuk kemaslahatan rakyat, atau sekadar ambisi segelintir pihak di balik diksi “kemajuan”?

Keraguan dan pertanyaan mendasar dilontarkan Bambang GW dalam wawancaranya dengan Pendoposatu.id (22/05). Bukan hanya soal potensi tergusurnya ruang hidup dan mata pencaharian warga lokal, tetapi juga tentang definisi “kemajuan” itu sendiri.

Kemajuan itu kan tidak sekedar hanya dilihat dari sebuah investasi bangunan fisik tapi kemajuan itu sekali lagi pada nilai.

“Apakah proses pembangunan selama ini meningkatkan nilai daya hidup masyarakat, Meningkatkan nilai daya beli masyarakat, Meningkatkan nilai kecerdasan masyarakat?” tanyanya retoris.

Sorotan tajam juga diarahkan pada salah satu media cetak yang memplintir pernyataan Ketua Persatuan Tionghoa (PSMTI) Kota Malang dengan framing dalam konteks dukungan terhadap investasi ini.

“Kok muncul framing dukung mendukung oleh PSMTI dalam konteks semacam ini? ini menimbulkan dugaan bagi kami ada sesuatu yang sudah dikomunikasikan dan disetting agar investasi itu berjalan,” ungkap Bambang.

Lebih lanjut, Dewan Kampung Nuswantara menyoroti minimnya pelibatan masyarakat kampung dalam dialog awal.

“Kenapa investor tidak mau ketemu langsung dengan masyarakat? Kalau niatnya mereka baik untuk kepentingan masyarakat, apa sulitnya datang berdialog, ketemu langsung, tidak perlu melalui perwakilan pemerintahan apapun,” tegasnya.

Baca Juga :  SIARAN PERS: Langit Blimbing di Ambang Ketidakpastian! Warga Bangkit Melawan Raksasa Beton 197 Meter

Keengganan investor untuk berinteraksi langsung ini justru menimbulkan kecurigaan di benak warga.

Tak hanya itu, Bambang juga mengkritik dugaan keterlibatan pemerintah kota yang dinilai lebih berpihak pada investor, bahkan menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan sosialisasi proyek.

Inkonsistensi informasi terkait ketinggian bangunan antar dinas terkait juga menambah kabut ketidakjelasan dalam proses ini.

Bagi masyarakat kampung, kata Bambang, yang utama bukanlah seberapa tinggi gedung akan berdiri, melainkan dampaknya bagi kehidupan mereka.

“Orang kampung tidak mau tahu, tingginya seberapa tidak mau tahu yang dimaui oleh masyarakat kampung adalah Pembangunan ini tidak usah. Bermanfaat untuk siapa, lalu berisiko kepada siapa. Hanya itu,” ujarnya tandasnya.

Gelombang penolakan dan pertanyaan kritis dari masyarakat kampung ini menjadi alarm bagi pemerintah kota dan para pemangku kepentingan.

“Tolong dong sadar Bela rakyatmu,” pesan Bambang.

Pertanyaan mendasar tentang “kemajuan” yang sesungguhnya, keberpihakan, dan transparansi dalam proses investasi ini menjadi isu seksi yang tak bisa lagi diabaikan.

Akankah suara akar rumput ini didengar, ataukah gemerlap gedung pencakar langit akan terus mengaburkan keadilan bagi warganya?

Penulis : Gus

Editor : Redaksi

Berita Terkait

Akademisi Malang Serukan Keadilan Substantif dan Kepastian Hukum dalam Pembahasan RKUHAP
Diduga Melanggar Tata Ruang Bangunan di Sempadan Sungai Kota Malang di Sorot
Basecamp Amul Massage Syariah Diam-diam di Santroni Disnaker, Ada Apa?
AWAS! Bullying di Sekolah Bukan Sekadar Kenakalan Biasa, Bisa Berujung Pidana!
Bocah Ajaib Asal Malang Sabet Emas di Twins Swimming Open
PMII Kota Malang Dukung Moh Sa’i Yusuf Jadi Calon Ketua PKC PMII Jatim
Undangan Dibuang Utusan, Warga Blimbing Terhina Balas Boikot Audensi DPRD dan Tanrise
Jurnalis dan Aktivis’98 Ingatkan “Jangan Gunakan Politik Identitas untuk Mendukung Investasi Hotel dan Apartemen”

Berita Terkait

Jumat, 30 Mei 2025 - 22:06 WIB

Siaga Selama Libur Panjang, Polres Pasuruan Meningkatkan Patroli di Sejumlah Titik Strategi

Rabu, 28 Mei 2025 - 23:37 WIB

Serah Terima Sertifikat Halal Gelombang 2 di Desa Randupitu 84 Pendaftar Sudah Terbagikan

Senin, 26 Mei 2025 - 17:02 WIB

Penertiban PKL, Puluhan Lapak Pedagang di Sebelah Stasiun Kota Pasuruan di Gusur

Minggu, 25 Mei 2025 - 17:29 WIB

Polres Pasuruan Gelar Patroli Gabungan, Temukan Sajam dan Sisa Miras di Tempat Hiburan Malam

Minggu, 25 Mei 2025 - 08:37 WIB

Anggaran 150 Juta Rehab Pendopo Desa Pulokerto Kraton Sudah Rampung, Begini Penjelasan Sekdes

Selasa, 20 Mei 2025 - 12:34 WIB

Berjejer Rapi Mobil Ambulance Dikumpulkan Depan Kantor Dinkes Pasuruan Ada Apa?

Minggu, 18 Mei 2025 - 12:41 WIB

Pemilik PT. RMS Tanggapi Kabar Hoax, Abah Rochmawan: Tidak Ada Mesin ProduksiYang Di Segel

Jumat, 16 Mei 2025 - 22:30 WIB

Rehab Pendopo Desa Pulokerto Kraton Disorot? Begini Kata Kabid DPMD

Berita Terbaru