PENDOPOSATU.ID, KAB MALANG – Gawat! belum selesai skandal oplosan Pertamax yang menghebohkan, kini muncul dugaan praktik kecurangan baru yang lebih merugikan konsumen. Dengan modus operandi pengurangan volume Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh oknum saat pengisian di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Rabu (09/04/2025)
Kasus terbaru dugaan pengurangan volume BBM yang mencuat di wilayah Malang diunggah akun Facebook @Saiful Amin menambah daftar panjang kekecewaan masyarakat terhadap integritas penyaluran bahan bakar.
Dalam unggahannya di salah satu Grup Facebook. @Saiful Amin mengaku menjadi korban dugaan pengurangan takaran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di salah satu SPBU yang berlokasi di Patal Lawang Kabupaten Malang pada Minggu sore (06/04/2025).

@Saiful Amin menceritakan saat dirinya membeli BBM di SPBU Patal Lawang secara tidak sengaja menemukan adanya kekurangan takaran BBM yang sangat signifikan.
“Untuk pembelian yang 7 liter pertama itu saya ukur sendiri di rumah.
Sebenernya saya tidak ada niatan untuk mengukur, dan tidak sengaja mendapati kurangnya takaran BBM terlalu banyak,” tuturnya saat dikonfirmasi awak media melalui messanger (07/04).
“Saya curiga dan tidak percaya lalu mencoba beli lagi 70 ribu dengan memasukkan langsung ke botol air mineral untuk mengetahui apakah memang benar takaran BBM tersebut kurang,” tambahnya.
Dirinya bahkan sempat membeli sebanyak tiga kali untuk membuktikan dugaannya, namun, setelah diukur ulang di rumah, ia menemukan fakta mengejutkan, terdapat kekurangan volume yang sangat signifikan.
“Saya beli tiga kali, tetap kurang. Petugas bilang karena penguapan,” tulisnya.
Dari yang seharusnya 7 liter, ia hanya menerima sekitar 5,5 liter Pertalite yang dibelinya, artinya terdapat kekurangan sekitar 1,5 liter untuk setiap pembelian 7 liter Pertalite.
“Piye lor tuku bensin 7 liter kurang 1 liter setengah alasane penguapan,” ungkapnya.
@Saiful Amin juga meminta ke pegawai SPBU untuk melakukan pengecekan ulang menggunakan gelas ukur setelah sebelumnya sempat mencoba mengisi Pertalite ke dalam botol mineral untuk membuktikan kecurigaannya.
Namun, upayanya dihalangi petugas SPBU yang menyarankan untuk melaporkan keluhannya ke kantor SPBU.
Setelah melakukan pengujian ulang di kantor SPBU, hasil pengukuran kembali menunjukkan kekurangan volume BBM.
Saat minta penjelasan Pegawai SPBU Patal mengenai kurangnya volume Pertalite yang tidak sesuai, dengan enteng Pegawai SPBU berdalih karena adanya penguapan, karena sebelum di masukkan ke bejana, pertalite di masukkan dulu ke ember seng yang kering.
“Miris beli 7 liter penguapannya sampai 1 liter lebih. Nasib rakyat cilik bisanya iso nrimo, nasib nasib,” cuitnya.
Sementara itu, Sugiyanto selaku penanggungjawab SPBU saat dikonfirmasi menjawab jika inti permasalahan adalah perbedaan hasil pengukuran BBM antara SPBU dan konsumen, yang menurut SPBU disebabkan oleh metode pengukuran konsumen yang kurang tepat dan potensi penguapan.

“Bahwa kemarin teman-teman kan kelirunya dari nozzle ke kaleng baru masuk ke gelas ukur yang menyebabkan volume BBM berkurang karena terjadi proses penguapan,” terang Sugianto kepada awak media pada Selasa (08/04/2025).
Sugiyanto mengatakan jika untuk pengukuran yang lebih valid, BBM harus langsung dari nozzle ke alat ukur standar seperti gelas ukur.
“Kalau teman-teman lihat di video pertama, yang dari kaleng terus dicintung itu sebenernya sudah gak valid karena sudah salah dan itu pasti berkurang volumenya karena proses dan penguapanya,” tegasnya.
Menjawab pengukuran di luar SPBU misalnya di rumah, pihaknya tidak bisa menjamin keakuratannya karena penggunaan perantara seperti kaleng dan proses penuangan berulang menyebabkan penguapan dan pengurangan volume.
Selain itu, takaran mesin dispenser SPBU sudah sesuai standar dan rutin diperiksa Metrologi dan untuk konsumen yang tidak puas diarahkan melapor ke UPT Metrologi Legal.
“Makanya itu jika ada konsumen yang tidak terkait takaran kita langsung arahkan laporan kesana, kalau dari dinas yang terkait menjelaskan bisa lebih valid lagi,” pungkas Sugiyanto
Pihak SPBU Patal Lawang berharap klarifikasi ini meluruskan polemik dan memberikan pemahaman yang benar terkait perbedaan volume BBM yang diukur konsumen di luar SPBU.
Namun begitu, kejadian ini tentunya akan menimbulkan pertanyaan serius tentang pengawasan dan standar operasional prosedur (SOP) di SPBU Patal Lawang tersebut dan Pihak berwenang diharapkan segera melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap kebenaran dan melindungi hak-hak konsumen. (Gus)
Penulis : Gus
Editor : Redaksi