Malang, pendoposatu.id – Desa Mulyoarjo, Kecamatan Lawang, menjadi sorotan setelah sukses menggelar Panen Raya Budidaya Ikan Nila pada Rabu (10/9/2025). Acara tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Malang, H.M Sanusi, yang menegaskan pentingnya pengembangan kolam budidaya sebagai solusi ekonomi sekaligus upaya mencegah stunting.
“Program ini bukan hanya soal panen ikan, tetapi juga strategi untuk meningkatkan gizi masyarakat dan mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah kami jalankan sejak saya menjabat sebagai Bupati,” tegas Sanusi.
Dalam panen perdana ini, kolam di Mulyoarjo menghasilkan 2,5 ton ikan nila dengan harga jual Rp30.000 per kilogram. Bibit sebanyak 13.000 ekor ditebar sejak 3,5 bulan lalu, dengan dukungan penuh pakan 2,5 ton dari Dinas Perikanan Kabupaten Malang.
Sanusi menambahkan, ke depan kolam tidak hanya menjadi tempat budidaya pembesaran ikan, tetapi juga dikembangkan sebagai wisata pemancingan dan wisata kuliner.
“Dampaknya ganda, ada pemasukan ekonomi untuk warga sekaligus mendukung kebutuhan gizi masyarakat,” ujarnya.
Dengan arah pengembangan ke wisata kuliner, wisata pemancingan, dan paket wisata lainnya, Desa Mulyoarjo berpotensi menjadi pusat ekonomi baru di Kecamatan Lawang.
“Kalau desa-desa lain bisa menyesuaikan pengelolaan kolam sesuai kemampuan, maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Kami ingin Malang tidak hanya kaya hasil pertanian, tapi juga unggul dalam sektor perikanan,” terang Bupati Sanusi.
Kepala Desa Mulyoarjo, Rokhim, mengungkapkan bahwa pembangunan kolam ini dimulai sejak delapan bulan lalu.
“Awalnya kolam ini kami rancang untuk pemancingan, tapi kemudian diarahkan juga untuk pembesaran ikan sesuai saran dari pemerintah. Alhamdulillah, dari bibit 12.000 ekor kini bisa menghasilkan panen sekitar 2,2 ton,” kata Rokhim.
Ia menambahkan, ke depan kolam budidaya ini akan mensupport langsung program MBG di Kecamatan Lawang. “Insyaallah di sini juga akan dibangun dapur MBG. Proses pembangunan sudah berjalan dengan kolaborasi berbagai pihak, memanfaatkan sumber daya lokal seperti sayur organik, padi, perikanan, dan peternakan. Perkiraan tiga bulan lagi dapur ini selesai,” tandasnya.
Tak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi ikan segar, keberadaan kolam juga diyakini akan menumbuhkan usaha-usaha baru. Mulai dari warung makan, perdagangan, hingga pendapatan tambahan untuk BUMDes dan pelaku usaha lokal.
Penulis : nes
Sumber Berita : Liputan