PENDOPOSATU.ID, MALANG — Perang melawan rokok ilegal di Malang Raya kian panas. Kantor Bea Cukai Malang tidak hanya gencar melakukan operasi, tetapi mulai memetik hasilnya: industri rokok legal bangkit, pasar kembali pulih, dan semangat pelaku usaha kembali menyala.
Kepala Kantor Bea Cukai Malang, Johan Pandares, menegaskan bahwa dampak positif pemberantasan rokok ilegal kini benar-benar terasa.
“Pasar mulai membaik. Banyak pengusaha lebih semangat karena rokok ilegal kian tertekan. Ada yang bertanya, apakah ini akan berlanjut? Saya jawab: iya, ini akan terus kami jalankan,” terangnyamenghadiri pemusnahan barang bukti di Kejaksaan Negeri Kota Malang, Kamis (7/8/2025).
Menurut Johan, industri rokok legal memegang peran strategis dalam menyerap tenaga kerja di Malang Raya. Serbuan produk ilegal menjadi ancaman serius karena merusak ekosistem pasar, menggerus penerimaan negara dari cukai, dan menciptakan persaingan harga yang tidak sehat.
“Rokok ilegal dijual tanpa cukai, ada pula yang memakai pita cukai palsu atau salah kategori. Ini jelas merugikan pelaku usaha taat aturan dan mengancam nasib para pekerja,” ujarnya.
Sejak awal 2025, Bea Cukai Malang telah menangani 4–5 kasus penyidikan terkait rokok ilegal, dengan barang bukti mencapai ratusan ribu batang. Semua kasus kini diproses hukum dan siap dilimpahkan ke pengadilan.
Operasi dilakukan secara intensif bersama Satuan Tugas Khusus (Satgasus) BKC Ilegal, melibatkan berbagai pihak di Malang Raya. Johan mengajak masyarakat untuk ikut memerangi rokok ilegal, bukan hanya dengan menolak membeli, tetapi juga aktif melapor jika menemukan peredarannya.
“Kalau tidak ada yang membeli, tidak ada yang mengedarkan. Awasi, laporkan, dan kami pastikan akan menindaklanjuti,” tegasnya.
Terkait kemungkinan penutupan pabrik nakal, Johan menekankan perlunya kajian mendalam karena menyangkut aspek sosial dan hukum. Fokus utama Bea Cukai adalah menindak pelaku tanpa memutus mata pencaharian masyarakat yang bekerja di pabrik tersebut.
“Sanksi tegas, termasuk pidana, akan dijatuhkan untuk memberi efek jera. Tapi kami juga mempertimbangkan dampak sosialnya,” pungkasnya.