Malang, pendoposatu.id – Kabupaten Malang akan menjadi salah satu pusat pembinaan dan perlindungan pekerja migran Indonesia. Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, mengumumkan rencana pembangunan Migrant Center yang akan terintegrasi dari desa hingga ke tingkat internasional.
“Malang memiliki jumlah pekerja migran yang besar. Ini menjadi alasan pemerintah mengambil langkah strategis untuk melindungi dan memberdayakan mereka,” ujar Muhaimin di Malang.
Menurutnya, ada tiga strategi utama yang akan digerakkan. Pertama, membangun sistem informasi terpadu agar calon pekerja migran mendapatkan data yang valid dan tidak terjebak tawaran palsu. “Informasi global talent ini harus benar-benar tersaring agar warga tidak salah pilih,” tegasnya.
Kedua, mengadakan pelatihan lintas kementerian dan lembaga nonpemerintah untuk meningkatkan kemampuan bahasa dan keterampilan kerja. Ketiga, mendirikan Migrant Center bekerja sama dengan perguruan tinggi di Malang sebagai pusat riset, advokasi, dan pemberdayaan pekerja migran.
“Saatnya kita bekerja lebih terukur, sistematis, dan tidak sporadis. Malang harus menjadi pusat global talent yang membanggakan Jawa Timur dan Indonesia,” kata Muhaimin.
Ia mengingatkan calon pekerja migran agar tidak tergiur janji gaji besar di luar negeri yang belum jelas kebenarannya. “Banyak yang tertipu di Kamboja, Myanmar, dan daerah konflik di perbatasan Thailand–Myanmar. Jangan sampai menjadi korban eksploitasi,” imbaunya.
Bupati Malang, H.M. Sanusi, menyambut rencana tersebut. Menurutnya, setiap tahun sekitar 12.000 pekerja migran berasal dari Malang, dengan Desa Arjowinangun sebagai salah satu penghasil tenaga migran terbesar.
“Saat ini kami sudah bekerja sama dengan Universitas Kepanjen untuk pelatihan. Kampus lain yang punya visi sama akan kami libatkan,” kata Sanusi.
Pusat global talent di Malang nantinya akan disesuaikan dengan arahan pemerintah pusat dan melibatkan perguruan tinggi yang telah berpengalaman menyiapkan tenaga kerja migran.