PENDOPOSATU.ID, KAB MALANG – Selamat datang para Pemudik, siapkan kendaraan tempur anda saat melintas di jalan Raya Semeru Selatan Kecamatan Dampit Kebupaten Malang dengan wahana off-road “Planet Dampit” yang tak hanya menguji kesabaran, ketangkasan dan keimanan pengendara saat melintas jalur landscape Bulan buatan. Selasa (01/04/2025).
Saat melintas, para pemudik jangan lupa berdoa dan siapkan mental karena pemudik bakal di ajak uji nyali dan tes suspensi kendaraan, semoga selamat sampai tujuan.
Pengalaman saat mudik hari raya Idul Fitri, sepertinya Pemerintah Kabupaten Malang dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki cara unik dalam menyambut para pemudik Lebaran tahun ini yang pulang kampung lewat jalur Malang-Lumajang lewat Dampit.
Alih-alih menghadirkan jalanan mulus bak karpet merah, mereka justru menyuguhkan pengalaman wisata off-road gratis dengan landscape Bulan buatan layaknya di luar angkasa. sebuah pengalaman yang luar biasa menguras nyali dan energi.
Sebuah pertanyaan melintas, apakah pemerintah daerah menunggu “hadiah” berupa kecelakaan tragis sebelum akhirnya bertindak?, mengingat kontur jalan di raya semeru selatan sendiri seperti medan perang, dengan banyaknya ranjau dan hanya layak dilewati kendaraan lapis baja untuk keamanannya.
Alih-alih jalan yang mulus, permukaan jalan justru lebih mirip lanskap bulan yang dipenuhi kawah-kawah. Jalur yang bergelombang layaknya arena rollercoaster justru membahayakan pengendara selain menambah biaya perawatan kendaraan.
Warga Dampit dan sekitarnya, yang sudah bertahun-tahun akrab dengan “atraksi” jalan rusak ini, hanya bisa geleng-geleng kepala sambil sesekali tertawa getir.
Mereka menyaksikan dengan bangga (atau mungkin pasrah) bagaimana kendaraan roda dua dan empat berjuang keras dengan Slow motion dramatis untuk menaklukkan medan yang lebih cocok untuk kendaraan tempur.

Bunyi benturan keras akibat roda terperosok lubang sudah menjadi soundtrack sehari-hari di kawasan ini.
“Ini bukan lagi jalan, tapi arena uji nyali, dan keimanan, karena selip sedikit taruhannya nyawa,” tutur salah satu pengendara yang enggan disebut namanya.
“Mungkin saja ini sengaja diciptakan untuk menyeleksi pemudik yang benar-benar tangguh,” ujarnya dengan nada sinis sambil menunjuk lubang jalan yang cukup dalam untuk menampung seekor kambing.
Para pengendara pun, mau tak mau harus mengembangkan kemampuan Slalom (salah jenis olahraga atau aktivitas yang melibatkan gerakan zig-zag atau berliku-liku melewati serangkaian rintangan tingkat dewa) untuk menghindari kawah maut yang tersebar di sepanjang jalan.
Tak jarang, pengendara yang melintas melakukan atraksi saling menyalip dengan manuver ekstrem motor GP menjadi pemandangan lazim, menambah keseruan (atau justru kengerian) perjalanan.
Hebatnya lagi, kondisi jalan yang “menantang” ini seolah menjadi pengingat abadi akan perhatian pemerintah terhadap infrastruktur jalan penghubung Malang – Lumajang.
Mungkin saja, ini adalah strategi marketing pariwisata tersembunyi. Bayangkan saja, para pemudik yang berhasil melewati “tantangan Planet Dampit” akan memiliki cerita heroik untuk dibagikan kepada sanak saudara di kampung halaman, sebuah promosi gratis yang tak ternilai harganya!
Namun, di balik “keseruan” ini, tersimpan bahaya laten. Kecelakaan akibat jalan rusak sudah sering terjadi, dan warga hanya bisa bertanya-tanya, kapan “atraksi” ini akan memakan korban jiwa yang lebih serius?
Apakah pemerintah baru akan bertindak setelah ada laporan resmi mengenai pemudik yang hilang karena terperosok dalam kawah “Planet Dampit” dan tak kunjung kembali?
Sungguh ironis, di tengah gembar-gembor pembangunan dan janji-janji manis, Jalan Raya Semeru Selatan Dampit tetap setia dengan “identitasnya” sebagai jalur ekstrem yang menguji kesabaran, ketangkasan dan keimanan para penggunanya.
Atau mungkin, pemerintah setempat sedang menunggu ide brilian untuk mengubah jalan ekstrem menjadi destinasi wisata ekstrem berbayar, dengan nama “Dampit Adventure Park”.
Dengan tiket masuk yang “terjangkau”, para wisatawan bisa merasakan sensasi berkendara off road di atas permukaan bulan tanpa harus pergi ke luar angkasa, sebuah inovasi yang patut dipertimbangkan? (Gus)
Penulis : Gus
Editor : Redaksi