Pasuruan, pendoposatu.id – Gelombang protes kembali menggema di depan pabrik AQUA Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan, Rabu (26/11/2025). Sejumlah aktivis sosial yang tergabung dalam Forum Masyarakat Pasuruan Raya (Formapan) menggelar demonstrasi damai untuk kedua kalinya, menuntut pemerintah dan manajemen perusahaan memberikan solusi atas dugaan pelanggaran operasional.
Aksi tersebut fokus pada dua tuntutan utama, yaitu larangan truk pengangkut produksi melintasi jalan kelas III serta desakan agar perusahaan memberikan kejelasan terkait sumber air baku yang digunakan.
Formapan menilai aktivitas distribusi perusahaan berpotensi melanggar ketentuan tonase jalan. Mereka mendesak Pemkab Pasuruan menegakkan regulasi kelas jalan demi keselamatan dan kenyamanan masyarakat.
“Selama ini kendaraan perusahaan diduga melebihi tonase yang ditetapkan. Kami anggap ini melanggar aturan,” ujar H. Sugeng Samiaji dalam orasinya.
Sugeng bahkan memberi peringatan bahwa massa siap menutup akses jalan umum apabila tidak ada langkah konkret dari pemerintah daerah.
“Kita minta perusahaan AQUA ditutup, karena kami menilai mereka tidak peduli dengan kerusakan jalan dan lingkungan yang disebabkan kegiatan bisnis mereka,” tegasnya.
Selain isu distribusi, massa juga menyuarakan dugaan bahwa sumber air yang digunakan bukan air pegunungan, melainkan air sumur bor. Dugaan tersebut kemudian ditunjukkan melalui aksi simbolis, dengan membanting beberapa galon kemasan di lokasi demonstrasi.
Sugeng menilai hal ini perlu diklarifikasi secara terbuka kepada publik agar tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat.
Aksi kemudian bergeser menuju Pendopo Pasuruan di Jalan Panglima Sudirman. Di lokasi tersebut, kritik diarahkan kepada Pemerintah Kabupaten Pasuruan, khususnya kepada Bupati Pasuruan.
Solikhul Aris, anggota advokat Kongres Indonesia, menilai penanganan pemerintah daerah terhadap persoalan ini belum maksimal.
“Lebih baik mundur saja jadi Bupati Pasuruan kalau tidak dapat menyelesaikan masalah ini,” ungkap Aris.
Kritik serupa juga disampaikan Bupati LIRA Pasuruan, Muslim. Ia menilai kepemimpinan Bupati Pasuruan H. Rusdi Sutejo belum menunjukkan keberpihakan pada masyarakat.
“Sejak memimpin, kebijakannya kami anggap amburadul dan tidak netral. Bahkan untuk audiensi saja kami tidak diberi akses,” kata Muslim.
Ia juga menyebut bahwa masyarakat sebagai pihak yang terdampak merasa tidak dilibatkan dalam komunikasi kebijakan.
Hingga aksi berlangsung, massa masih menunggu respons baik dari manajemen AQUA Gondang Wetan maupun Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Para demonstran menyatakan siap melanjutkan aksi hingga adanya solusi yang dianggap berpihak pada masyarakat.
Aksi berjalan tertib dengan pengawalan aparat keamanan. Tidak ada laporan kericuhan selama kegiatan berlangsung.(dul)
Penulis : nes











