PENDOPOSATU.ID, MALANG – Salah satu penampilan yang menarik perhatian pada Pesta Seni ke-8, Hari ke-2, 2024, adalah penampilan grup musik “Groove Hoppers” di Gedung Sasana Krida Universitas Negeri Malang.
Pameran yang mengangkat tema New Wave, dan penampilan mereka
menunjukkan semangat Generasi Z untuk menghadapi era digital yang dinamis dan inovatif. Grup tersebut berusaha menerjemahkan tema tersebut secara kreatif dalam gerakan tari yang modern dan dinamis.
Tema-tema ini mencakup kesejahteraan emosional, masalah lingkungan, kesetaraan, ekspresi diri, dan kehidupan sosial.Koreografi yang energik dan kreatif adalah ciri khas penampilan Groove Hoppers.
“Mereka menampilkan gerakan yang terasa kreatif, menunjukkan sifat generasi muda yang berani berbicara dan beradaptasi dengan perubahan.”
Selain itu, harmonisasi antara setiap anggota penari patut diapresiasi karena menunjukkan keselarasan yang menunjukkan keterampilan yang ketat dan komitmen tinggi terhadap kualitas pertunjukan.
“Kostum yang dikenakan oleh para penari menambah nilai positif, karena desain yang dipakai mencerminkan warna dan motif generasi Z dengan kombinasi warna yang cerah dan berani.”
Hal ini mendukung pesan bahwa seni tari modern dapat menjadi media yang kuat untuk mewakili dinamika dan karakteristik generasi muda di era komputer dan internet.
“Groove Hoppers berhasil menggabungkan elemen ekspresi diri dalam tarian mereka, yang relevan dengan tema New Wave.”
Setiap gerakan tampaknya memiliki makna khusus, menceritakan kisah tentang bagaimana generasi Z mengatasi kesulitan, tetap kreatif, dan menyuarakan ide-ide baru.
“Penampilan-penampilan ini menunjukkan bahwa seni pertunjukan dapat berfungsi sebagai alat komunikasi yang berguna untuk menyampaikan masalah sosial dan budaya dengan cara yang menarik dan inspiratif.”
Namun, meskipun penampilan mereka memberikan dampak positif, beberapa fitur teknis masih perlu diperbaiki agar pengalaman menonton secara keseluruhan lebih baik. Tidak adanya panggung khusus yang memisahkan area penari dari audiens merupakan salah satu kekurangannya.
“Hal ini membuat formasi dan pola tarian sulit dilihat dengan jelas, terutama bagi penonton yang berada di belakang. Kehadiran panggung yang lebih besar akan memberikan sudut pandang yang lebih baik, memungkinkan seluruh audiens menikmati koreografi dengan mudah tanpa hambatan.”
Kekurangan yang cukup mencolok adalah kurangnya pencahayaan khusus atau efek pencahayaan warna-warni. Untuk menciptakan atmosfer futuristik yang sesuai dengan konsep acara, pencahayaan yang kreatif dan dinamis seharusnya menjadi komponen penting dalam tema New Wave.
“Dikombinasikan dengan musik dan gerakan tari, efek cahaya dapat meningkatkan emosi dan keterlibatan penonton, membuat pertunjukan lebih hidup dan mendalam.”
Kekurangan lainnya adalah kurangnya elemen pendukung visual, seperti properti tambahan atau latar belakang interaktif yang relevan dengan tema.
“Dengan menggunakan properti digital atau latar belakang yang mendukung, penampilan Groove Hoppers dapat terasa lebih hidup dan mampu memperkuat pesan yang mereka ingin sampaikan. Hal ini juga dapat membantu membuat pengalaman audiens lebih berkesan.”
Terlepas dari kekurangan tersebut, Groove Hoppers telah menunjukkan performa dengan sangat baik dan sesuai dengan tema acara. Mereka berhasil menggambarkan esensi New Wave melalui koreografi kontemporer yang relevan dengan identitas Generasi Z.
Dengan memperbaiki elemen teknis seperti panggung, pencahayaan, dan komponen pendukung visual, penampilan mereka memiliki potensi untuk menjadi lebih spektakuler dan mempengaruhi audiens secara lebih besar.
“Penampilan ini bukan hanya hiburan, itu juga menunjukkan seni kontemporer sebagai refleksi perubahan sosial dan budaya yang terjadi di era internet.”
Penulis : Brilliant Marco Ebenhaizer Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik
Editor : A.Seno