PENDOPOSATU.ID, KAB MALANG – Hujan deras yang mengguyur kawasan Pujon, Kabupaten Malang, pada Rabu (2/4) petang, pukul 16.00 WIB, memicu bencana tanah longsor yang mengkhawatirkan dimana sekolah satu atap dan Ponkendes diterjang banjir.
Kompleks sekolah yang menaungi SMPN 3 Satu Atap dan SDN 2 Pujon Kidul menjadi salah satu titik terparah terdampak, dengan dinding penahan bangunan ambrol dan mengancam aktivitas belajar.
Informasi dari lapangan menyebutkan, longsor dipicu oleh curah hujan tinggi yang membuat labil struktur tanah di sekitar sekolah yang berlokasi di Pujon Kidul tersebut.
Hujan deras diduga kuat menjadi penyebab utama longsor yang menimpa dinding penahan SMPN 3 Satu Atap dan SDN 2 Pujon Kidul.
“Longsor terjadi di sekitar dinding penahan sekolah, yang kemudian berdampak melubernya air dari aliran air hujan karena terhalang material longsoran di atasnya,” terang Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD, Sadono Irawan, saat rilis Posdalop BPBD Kabupaten Malang, Rabu (02/04/2025).
Akibat longsor, tembok penahan setinggi tiga meter di kompleks sekolah itu roboh. Material longsoran kemudian menyumbat saluran drainase air hujan, menyebabkan air meluber dan menggenangi bangunan Ponkesdes Dewi Sartika Pujon Kidul hingga ketinggian 30 sentimeter.
Tak hanya itu, material tanah dan reruntuhan dinding juga menutup sebagian ruas jalan desa, memperparah aksesibilitas di sekitar lokasi.
Sementara itu, Kepala Korwil SD Kecamatan Pujon, Abdul Manab, saat dikonfirmasi membenarkan dampak longsor yang melanda sekolah yang ia awasi.
“Selain dinding penahan SMPN 3 yang ambrol di sisi jalan, kejadian serupa juga terjadi di dinding belakang SDN 2, dekat kantin,” katanya kepada awak media dan Lokasi SDN 2 sendiri berada di bawah bangunan SMPN 3.
Manab menambahkan, pihaknya telah berupaya menutup sementara area longsor dengan terpal dan melaporkan kejadian ini kepada Bupati Malang, Kepala Dinas Pendidikan, serta Kepala Desa Pujon Kidul.
“Harapan kami, kejadian ini tidak sampai mengganggu proses belajar mengajar,” tandasnya.
Meski begitu, pihak sekolah, terutama SDN 2, telah diinstruksikan untuk meningkatkan kewaspadaan. Siswa-siswi dilarang mendekati area longsor, dan aktivitas kantin sekolah dihentikan sementara demi keselamatan.
Beruntung, tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, kebutuhan mendesak saat ini adalah alat berat untuk menyingkirkan material longsoran.
Selain itu, terpal dan peralatan manual juga diperlukan untuk membantu pembersihan. Warga setempat telah bergotong royong melakukan pembersihan awal, dan rencananya kegiatan ini akan dilanjutkan dengan melibatkan wali murid.
Kejadian ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah, mengingat potensi gangguan terhadap kegiatan pendidikan dan aksesibilitas warga.
Upaya penanganan lebih lanjut diharapkan dapat segera dilakukan untuk memulihkan kondisi dan mencegah dampak yang lebih buruk. (**)
Penulis : Redaksi
Editor : Gus