Angkat Isu Korupsi dan Ketidakadilan, Teater Hitam Putih FEB UM sajikan Drama berjudul “Tangis”

- Redaksi

Minggu, 8 Desember 2024 - 16:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis : Dina Felita Putri

Jurusan Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang

PENDOPOSATU.ID, Kota Malang – Pentas Studi Angkatan XXIII yang diselenggarakan pada tanggal 7 Desember 2024 di  Gedung B3, Fakultas Kedokteran, Univeristas Negeri Malang merupakan sebuah kegiatan yang digelar tahunan oleh Teater Hitam Putih, Sub Bidang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Malang.

Tema kegiatan ini adalah “Dharma Paramārtha Pratibhānam”, yang secara harfiah berarti “Dilema Kebajikan dan Konflik Batin.” Drama ini sukses membangun suasana tegang di pabrik batik Abiyoso, di mana konflik antara Prasojo dan Pangajab menjadi inti dari pertunjukan.

Setiap adegan dirancang seperti potongan teka-teki yang memancing penonton untuk terus menebak-nebak arah cerita. Latar pabrik batik yang digunakan tidak hanya memperkaya visualisasi panggung, tetapi juga menghadirkan makna mendalam tentang pentingnya menjaga warisan budaya di tengah arus modernisasi.

Selain itu, drama ini menyuguhkan kritik sosial yang tajam terhadap praktik bisnis yang tidak bermoral dan dampaknya pada kehidupan manusia. Pesan moral yang tersirat sangat relevan dengan realitas masyarakat saat ini, menjadikan drama “Tangis” lebih dari sekadar hiburan sebuah refleksi sosial yang menggugah.

Pentas drama “Tangis” memang menawarkan pengalaman yang menarik, namun ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pertunjukan di masa mendatang. Salah satunya adalah kurangnya ketanggapan panitia dalam mengatur alur kedatangan penonton.

Saat saya datang, tidak ada petunjuk yang jelas mengenai arah atau proses registrasi, sehingga membuat penonton yang belum familiar merasa kebingungan. Selain itu, acara yang seharusnya dimulai pukul 18.30, justru baru dimulai pada pukul 19.20, menciptakan ketidaknyamanan bagi penonton yang sudah menunggu cukup lama.

Baca Juga :  Jejak Panjang Uang, Antara Berkah dan Belenggu Peradaban

Peran MC juga terasa kurang maksimal, dengan gaya yang terkesan tidak formal dan kurang memadai dalam memandu jalannya acara. Seharusnya, MC diberi briefing lebih lanjut agar dapat menyampaikan informasi dengan lebih jelas dan terstruktur.

Dari segi teknis, pencahayaan pada beberapa momen sudah cukup baik, terutama dengan penggunaan warna orange dan merah yang menambah kedalaman suasana. Namun, ada beberapa momen di mana pencahayaan tidak tepat, seperti saat MC masih berbicara, tetapi lampu sudah dimatikan, mengganggu kelancaran acara.

Secara keseluruhan, meski pertunjukan drama “Tangis” berhasil menyajikan drama yang menarik dan penuh makna, perbaikan dalam aspek manajemen acara dan teknis akan sangat membantu menciptakan pengalaman yang lebih memuaskan bagi penonton di masa mendatang.

Editor : Redaksi

Berita Terkait

Satu Panggung untuk Palestina, Dari Bumi Arema untuk Dunia
Kekerasan Atas Nama Mayoritas di Sukabumi, Sebuah Erosi Spiritualisme Mengeringkan Rasa Kemanusiaan
Jejak Panjang Uang, Antara Berkah dan Belenggu Peradaban
Eksklusif! Pengalaman Mudik ke Luar Angkasa Ternyata Ada di Planet Dampit!
Perspektif Mahasiswa: Tindakan Represif Aparat Menangani Demonstrasi di Malang Dalam Ruang Demokrasi
KEJAHATAN SKIMMING: ANCAMAN DOMPET DIGITAL
Tantangan Etika Bisnis di Industri E-commerce: Antara Keuntungan dan Tanggung Jawab Sosial
Red Valley Tunjukkan Kelasnya di MCC Melalui Lagu Marah Hingga Merah

Berita Terkait

Minggu, 3 Agustus 2025 - 08:49 WIB

MAN 1 Pasuruan Gelar Kuliah Tamu Prodistik ITS: Dorong Semangat Digitalisasi Pendidik

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 16:49 WIB

Bukan Sekadar Baris-Berbaris: Polres Pasuruan Gembleng Pelajar SMAN 1 Lumbang Jadi ‘Agen’ Bela Negara!

Jumat, 1 Agustus 2025 - 20:54 WIB

Dituduh Gunakan Logo Palsu, YLBH SAKERA Tegaskan Legalitasnya dengan SK Menkumham

Jumat, 1 Agustus 2025 - 20:34 WIB

Kolaborasi Ciamik Satlantas dan Warga: Bukti Kesigapan Atasi Insiden Lalu Lintas di Bangil

Rabu, 30 Juli 2025 - 19:25 WIB

Wahyu Nugroho Beberkan Fakta di Balik Tuduhan Advokat Ilegal Kasus Gempol-9

Senin, 28 Juli 2025 - 18:53 WIB

Diduga Dukun Cabul Kembali Beraksi di Kota Pasuruan, Korban Lapor Polisi

Minggu, 27 Juli 2025 - 12:48 WIB

Pelukis Kelas Dunia Dicuekin Kepala Daerah Sendiri, Seolah Lupa Dukungannya Saat Pilkada!

Sabtu, 26 Juli 2025 - 20:02 WIB

Wacanakan Datangkan 1.070 Sapi FH Australia, Nawasena Perkuat Ekonomi Peternakan Pasuruan

Berita Terbaru