Kebijakan yang Anti-Kritik dan Penghinaan Bupati yang Tidak Patut

- Redaksi

Senin, 19 Agustus 2024 - 17:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Damanhury Jab
(Ketua DPC GRIB JAYA Malang)

PENDOPOSATU.ID, Malang – Dalam sistem demokrasi yang sehat, kritik merupakan salah satu pilar penting yang menjaga keseimbangan kekuasaan dan memastikan bahwa kepemimpinan tetap berpihak pada rakyat.

Sayangnya, tidak semua pemimpin mampu menerima kritik dengan lapang dada. Salah satu contohnya adalah seorang Bupati yang akhir-akhir ini menjadi sorotan karena sikap anti-kritiknya dan pernyataan menghina yang dilontarkan kepada masyarakatnya dengan sebutan “Telat Mikir.”

Bupati yang bijak seharusnya memahami bahwa kritik dari masyarakat dan oposisi bukanlah serangan pribadi, melainkan bentuk kepedulian terhadap kinerja pemerintahannya. Kritik yang konstruktif adalah salah satu cara masyarakat untuk menyuarakan aspirasi, keprihatinan, dan harapan mereka.

Sebaliknya, mengabaikan atau bahkan menghina kritik tersebut menunjukkan ketidakdewasaan dan ketidakmampuan dalam memimpin.

Pernyataan Bupati yang menyebut masyarakatnya “Telat Mikir” bukan hanya tidak etis, tetapi juga mencerminkan arogansi kekuasaan. Pernyataan semacam ini tidak hanya melukai perasaan masyarakat, tetapi juga merendahkan kecerdasan dan kontribusi mereka terhadap pembangunan daerah.

Padahal, masyarakat adalah pihak yang memberikan mandat dan legitimasi kepada Bupati untuk memimpin. Oleh karena itu, setiap penghinaan terhadap masyarakat adalah penghinaan terhadap demokrasi itu sendiri.

Sikap anti-kritik yang ditunjukkan oleh Bupati tersebut menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keberlangsungan demokrasi di tingkat lokal.

Kepemimpinan yang menolak kritik cenderung otoriter dan berpotensi menyalahgunakan kekuasaan. Hal ini dapat berujung pada kebijakan-kebijakan yang tidak transparan dan tidak akuntabel. Dalam jangka panjang, masyarakat yang merasa tidak didengar akan kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah, yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Seorang pemimpin yang baik seharusnya memiliki kemampuan untuk mendengarkan berbagai masukan, termasuk kritik. Dalam kritik tersebut sering kali tersimpan solusi dan inovasi yang dapat membawa perubahan positif.

Baca Juga :  Lapolda Rilis Hasil Suvey, Wahyu Hidayat, Wajah Baru Elektabilitas Tinggi

Kepemimpinan yang inklusif dan responsif terhadap kritik menunjukkan kedewasaan politik dan komitmen terhadap pelayanan publik.

Untuk membangun budaya demokrasi yang sehat, diperlukan komitmen dari semua pihak, termasuk pemimpin daerah, untuk menghormati kebebasan berpendapat dan bersikap terbuka terhadap kritik.

Masyarakat juga harus terus berpartisipasi aktif dalam mengawasi kinerja pemerintah dan menyuarakan aspirasi mereka secara damai dan konstruktif.

Sebagai penutup, Bupati yang telah menghina masyarakatnya dengan sebutan “Telat Mikir” seharusnya segera meminta maaf secara terbuka dan menunjukkan komitmen untuk memperbaiki sikapnya.

Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang bersedia belajar dari kritik, bukan yang merendahkan kritik tersebut. Hanya dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa demokrasi lokal tetap kuat dan memberikan manfaat nyata bagi seluruh masyarakat.

Penulis : Redaksi

Berita Terkait

Satu Panggung untuk Palestina, Dari Bumi Arema untuk Dunia
Kekerasan Atas Nama Mayoritas di Sukabumi, Sebuah Erosi Spiritualisme Mengeringkan Rasa Kemanusiaan
Jejak Panjang Uang, Antara Berkah dan Belenggu Peradaban
Eksklusif! Pengalaman Mudik ke Luar Angkasa Ternyata Ada di Planet Dampit!
Perspektif Mahasiswa: Tindakan Represif Aparat Menangani Demonstrasi di Malang Dalam Ruang Demokrasi
KEJAHATAN SKIMMING: ANCAMAN DOMPET DIGITAL
Tantangan Etika Bisnis di Industri E-commerce: Antara Keuntungan dan Tanggung Jawab Sosial
Red Valley Tunjukkan Kelasnya di MCC Melalui Lagu Marah Hingga Merah

Berita Terkait

Minggu, 27 Juli 2025 - 12:48 WIB

Pelukis Kelas Dunia Dicuekin Kepala Daerah Sendiri, Seolah Lupa Dukungannya Saat Pilkada!

Rabu, 23 Juli 2025 - 17:55 WIB

Peduli Terhadap Korban Asusila, Komnas PPA Jawa Timur Datangi DPRD Gelar Audiensi

Selasa, 22 Juli 2025 - 18:01 WIB

Selama 7 Hari Operasi Patuh Semeru 2025 Jumlah Pelanggaran Menurun Kesadaran Berlalu Lintas Masih Rendah

Senin, 21 Juli 2025 - 18:15 WIB

Pelaku Pembunuhan di Purwosari Ditangkap, Motif: Sakit Hati Dilecehkan

Senin, 21 Juli 2025 - 18:05 WIB

Sidak Bangunan Liar di Winongan, Anggota DPRD Pasuruan Soroti Pelanggaran Sempadan Sungai

Minggu, 20 Juli 2025 - 21:07 WIB

Wujudkan Keadilan Sosial, YLBH Sakera Pasuruan Gelar Santunan dan Penguatan Struktur

Sabtu, 19 Juli 2025 - 12:20 WIB

Kasus Asusila Anak, Polisi Amankan 7 Warga Pasuruan dari Potensi Aksi Massa

Jumat, 18 Juli 2025 - 21:38 WIB

Dinas SDA Pasuruan Dituding Tebang Pilih Penertiban Bangunan Liar di Winongan, Warga Lapor DPRD

Berita Terbaru