Kesiapan Cakada Menghadapi Isu AI dan Potensi Tereduksi-nya Peran Manusia

- Redaksi

Jumat, 19 Juli 2024 - 11:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

PENDOPOSATU.ID, MALANG – Stephen Hawking, seorang fisikawan teoretis paling terkemuka dalam sejarah, melalui wawancaranya dengan BBC pada tahun 2014 lalu mengatakan, bahwa perkembangan Artificial Intelligence (AI) berarti akhir dari umat. Jum’at (19/07/2024).

Kecerdasan buatan ini akan berkembang dengan sendirinya, dan merancang ulang dirinya sendiri dengan kecepatan yang terus meningkat. Manusia, yang dibatasi oleh evolusi biologis yang lambat dan tidak dapat bersaing akan tersingkir.

Pernyataan tersebut, terutama bagi mereka yang berfokus di bidang teknologi, adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi, karena AI merupakan kumpulan kecerdasan manusia yang diaplikasikan ke dalam sistem komputasi dengan 4 konsep dasar.

‘Yaitu acting humanly, thinking humanly, thinking rationality, dan acting rationality yang sifatnya lebih permanen dibandingkan manusia yang semakin hari tingkat kemampuan tubuh dan otaknya kian menurun karena faktor usia”

Sistem AI juga sangat mudah digandakan atau dipindahkan ke sistem lain, dan yang paling utama entitas kecerdasan artifisial ini lebih ekonomis dengan kemampuan otomatisnya yang dapat menghubungkannya ke banyak perangkat hanya dengan satu klik.

Tentu, lompatan tren teknologi ini memang dimaksudkan untuk membantu pekerjaan manusia yang semakin kompleks.

Sebagaimana saat revolusi industri di Inggris yang terjadi pada tahun 1760-1850, sebut saja industri 1.0, saat mesin uap ditemukan oleh James Watt untuk kali pertama, maka saat itulah dimulainya perubahan besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan industri lainnya yang membuat senjakala pekerjaan manusia yang kemudian mulai digantikan oleh mekanis mesin.

Era berikutnya, memasuki industri 2.0, ketika tenaga listrik mulai menggantikan tenaga uap yang berdampak pada proses produksi yang dapat dilakukan secara masal dengan waktu yang relatif lebih cepat dan murah; pada era ini peran manusia juga semakin tereduksi—dari pekerja yang serba bisa di berbagai bidang—kini diarahkan untuk menguasai satu bidang saja.

Baca Juga :  Untuk Motivasi dan Kerja Sama Tim, Perumda Tirta Kanjuruhan Gelar Outing di Semarang 

Beranjak ke era berikutnya, industri 3.0, yaitu perubahan dari sistem analog ke sistem digital di mana komputer mulai dilibatkan ke dalam sektor industri dan bahkan semua lini ekonomi. Pada era ini, mereka yang tidak responsif terhadap arus perubahan, mulai ditinggalkan bahkan tidak terpakai.

Hari ini, ketika kita berada di era industri 4.0 di mana tenaga berkelanjutan seperti internet, komputerisasi, microchip, internet of thing (IoT), deep learning, machine learning, dan AI mulai menggantikan teknologi sebelumnya, maka potensi tereduksi-nya peran manusia ‘melihat dampak pada setiap era industri’ sangat memungkinkan hal tersebut akan terjadi.

Contoh paling sederhana adalah perangkat lunak photoshop dan coreldraw yang biasa digunakan untuk desain grafis di mana keduanya masih bergantung pada imajinasi, waktu dan kemampuan teknis manusia.

Tapi, dengan munculnya Midjourney, Microsoft Copilot, Dall-E, Vectorizer, dan lain-lain dengan kemampuan creative AI—membuat imajinasi manusia dan kemampuan teknisnya sudah tidak menjadi faktor utama karena setiap orang cukup memasukkan kata kunci yang diinginkan pada prompt, maka gambar yang diinginkan langsung tersedia begitu saja.

Atau kemampuan menulis yang hingga kini masih dimiliki kalangan tertentu, kaum akademisi, misalnya; dengan munculnya ChatGPT, seseorang tidak membutuhkan proses yang panjang, tidak perlu membaca ratusan buku, dan menghayati tradisi intelektual untuk menghasilkan sebuah tulisan.

“Cukup memasukkan kata perintah pada prompt, maka jenis tulisan yang diinginkan langsung muncul dalam waktu sekejap mata”

Sebagaimana niatan awalnya, bahwa semua penemuan mutakhir ini dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan manusia dan menciptakan peradaban yang lebih maju, sudah selayaknya kita sambut dengan tangan terbuka.

Akan tetapi, yang tidak boleh dilupakan, tentang ekses yang ditimbulkan dengan melihat pola pada era sebelumnya di mana masyarakat menjadi pihak yang paling terdampak, maka untuk itu dibutuhkan langkah konkret agar arus perubahan yang tidak mungkin terbendung ini dihadapi dengan kesiapan masyarakat.

Baca Juga :  Gandeng LPK P4S, Disnaker Kabupaten Malang Gelar Pelatihan Content Creator

Dalam arti, kita tahu ada 279.819.777 jiwa jumlah masyarakat di Indonesia di mana hampir 27 persen dari populasi nasional adalah Gen Z yang mana mereka adalah pengguna internet dengan jumlah 87,02% atau setara 34,40% kontribusi nasional.

Jika jumlah tersebut dibiarkan, atau tidak dipersiapkan untuk mengenalinya lebih jauh terlebih tidak diikut sertakan ke dalam arus perubahan tersebut, saya khawatir generasi muda kita akan banyak yang menjadi korban, minimal mereka hanya menjadi pekerja bagi mereka memiliki modal, dan paling buruk tidak akan terpakai.

Untuk itu, penting bagi pemerintah memberi perhatian khusus dalam melihat masalah ini, apalagi kita akan memasuki masa pemilihan kepala daerah (pilkada).

“Maka sudah selayaknya kita, sebagai warga negara yang baik, mempertanyakan komitmen mereka terhadap isu ini, dan langkah apa saja yang akan mereka ambil seandainya terpilih menjadi pemimpin daerah untuk lima tahun yang akan datang”

Karena kebijakan mereka nanti akan berpengaruh kepada nasib banyak orang, berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup kita sebagai masyarakat yang menginginkan perubahan yang lebih baik.

Penulis: Fair Sulaiman Semendawai (Former Lead Developer salah satu perusahaan software di Amerika)

Penulis : Agus S

Sumber Berita : Liputan

Berita Terkait

NasDem Kabupaten Malang Siap Kawal Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Bersama Bupati Sanusi
Pemkab Malang Luncurkan Layanan Pengelolaan Sampah Terpadu dengan Program Bersih Indonesia
Upacara Sakral di Ketinggian Semeru: Pancasila Berkumandang di Pelataran Candi
Haul Ke-6, Wabup Malang Ajak Alumni Teruskan Perjuangan Pendidikan KH Tolchah Hasan
Jawa Timur Ukir Sejarah: King’s College London Buka Kampus di KEK Singhasari!
Bupati Malang Lantik Nurcahyo Jadi Pj Sekda: Tiga Bulan Menuju Sekda Definitif
DPRD Desak Pemkab Malang Percepat Legalitas 390 Kopdes Merah Putih
PKB Gebrakan B2SA di Bocek, Ibu PKK dan KWT Berdaya Lewat Olahan Pangan Lokal

Berita Terkait

Selasa, 20 Mei 2025 - 16:26 WIB

Breaking News! Terbit SE Menaker RI Tentang Larangan Keras Penahanan Ijazah, AMS Masih Ngotot?

Minggu, 18 Mei 2025 - 17:51 WIB

The dudas bersama Msglow formen riding di Kota Malang

Jumat, 16 Mei 2025 - 15:22 WIB

Mega Proyek Blimbing, Praktisi Hukum Sebut Ada Hak Warga Dilanggar!

Selasa, 6 Mei 2025 - 16:36 WIB

Isa Zega Siap Sumpah Pocong, Lawan Tuntutan Bos MS Glow

Kamis, 24 April 2025 - 12:34 WIB

Tanggapan Atas Permintaan Maaf Persada Hospital: Langkah Awal yang Patut Diikuti Tindakan Nyata

Kamis, 24 April 2025 - 00:48 WIB

Persada Hospital Sampaikan Permohonan Maaf Terkait Dugaan Tindakan Tidak Etis Mantan Karyawan

Rabu, 23 April 2025 - 17:28 WIB

Skandal Dokter Predator Malang: Korban Terus Bermunculan, RS PH Kekeh Tak Bersalah!

Jumat, 18 April 2025 - 22:28 WIB

Kasus Dugaan Asusila Oknum Dokter RS PH Melebar: Empat Korban Muncul Dengan Pengakuan Mengejutkan

Berita Terbaru